CHENGDU – Tiongkok resmi membuka pusat riset panda raksasa baru di Provinsi Sichuan. Fasilitas ini dirancang untuk meningkatkan upaya pembiakan, penelitian, dan komunikasi internasional, sekaligus mengintegrasikan teknologi canggih dalam konservasi. Pusat yang berlokasi di Mianyang ini memulai uji coba pembukaan untuk umum pada Senin (29/12) kemarin.
Basis panda Mianyang, yang menempati area seluas sekitar 120 hektare, merupakan lokasi kelima dari Pusat Konservasi dan Penelitian Panda Raksasa Tiongkok (China Conservation and Research Center for the Giant Panda). Pada hari pertama pembukaannya, fasilitas ini menerima hampir 6.300 wisatawan.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Pusat riset ini mulai beroperasi penuh pada awal November dan kini menampung 20 ekor panda raksasa, mulai dari individu pradewasa hingga yang berusia lanjut. Seluruh panda tersebut dilaporkan telah berhasil beradaptasi dan berada dalam kondisi yang baik.
Dengan lanskap yang meniru habitat liar, kaya lembah dan dikelilingi pegunungan, basis ini membangun fasilitas artifisial yang cermat bagi panda raksasa. Sebanyak 54 kandang dirancang dengan berbagai fungsi spesifik, termasuk pembiakan, perawatan anak panda, area pamer panda dewasa ke publik, serta pengendalian penyakit.
Inovasi teknologi menjadi salah satu pilar utama di fasilitas ini. Kandang-kandang dilengkapi dengan sistem peringatan keselamatan cerdas, pengendalian suhu dan kelembapan otomatis, serta sistem disinfeksi cahaya untuk meningkatkan imunitas panda.
Sichuan dikenal sebagai rumah bagi panda raksasa, memiliki habitat panda terbesar di dunia dan menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 70 persen populasi panda raksasa liar di Tiongkok. Kota Mianyang sendiri menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah panda di antara kota setingkat prefektur di negara tersebut.
Upaya konservasi panda raksasa ini merupakan cerminan dari komitmen Tiongkok dalam memajukan peradaban ekologis. Berkat usaha konservasi yang berkelanjutan, Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature) menurunkan status panda raksasa dari terancam punah menjadi rentan pada tahun 2016. Saat ini, hampir 1.900 ekor panda raksasa hidup di alam liar di Tiongkok.






