RIGA – Latvia, Estonia, dan Lithuania secara resmi telah menarik diri dari Konvensi Ottawa, sebuah perjanjian internasional yang melarang penggunaan ranjau darat antipersonel. Keputusan terkoordinasi ini mulai berlaku pada Sabtu, 27 Desember 2025, enam bulan setelah pemberitahuan resmi diserahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Diana Eglite, sekretaris pers Kementerian Luar Negeri Latvia, mengonfirmasi bahwa Latvia telah menyerahkan dokumen penarikan diri dari perjanjian larangan ranjau tersebut kepada sekretaris jenderal PBB enam bulan lalu. Langkah serupa juga diambil oleh Estonia dan Lithuania.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Menteri Pertahanan Lithuania, Robertas Kaunas, menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut. “Keputusan untuk meninggalkan Konvensi Ottawa didorong oleh kebutuhan untuk memperkuat kemampuan pencegahan dan pertahanan,” ujar Kaunas.
Ketiga negara Baltik tersebut secara kolektif menyerahkan pemberitahuan penarikan diri mereka dari Konvensi Ottawa kepada sekretaris jenderal PBB pada 27 Juni 2025. Mereka menekankan bahwa kebutuhan keamanan nasional yang terus berkembang menjadi alasan utama di balik langkah ini.
Berdasarkan aturan perjanjian, penarikan diri suatu negara anggota akan mulai berlaku enam bulan setelah pemberitahuan resmi diterima oleh sekretaris jenderal PBB.
Konvensi Ottawa, yang secara resmi dikenal sebagai Konvensi tentang Larangan Penggunaan, Penimbunan, Produksi dan Pengalihan Ranjau Anti-Personel dan Penghancurannya, ditandatangani pada tahun 1997 dan mulai berlaku pada tahun 1999. Lithuania bergabung dengan konvensi ini pada tahun 2003, diikuti oleh Estonia pada tahun 2004, dan Latvia pada tahun 2005.






