Pasar Beringharjo di Yogyakarta menjadi salah satu magnet utama bagi wisatawan yang berburu oleh-oleh selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Lonjakan pengunjung yang signifikan ini membawa berkah sekaligus tantangan tersendiri bagi para pedagang.
Aktivitas jual beli di pasar legendaris ini dilaporkan meningkat tajam, terutama di lantai 1 Gedung Barat yang dikenal sebagai sentra penjualan batik, daster, dan pakaian anak. Kepadatan ini dirasakan langsung oleh para pedagang yang harus bekerja ekstra keras.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Isti, seorang pedagang di kios Elfri Batik, menggambarkan betapa padatnya suasana sejak pagi hingga malam hari. “Dari pagi belum makan, belum minum. Kalau hari biasa bisa fokus satu pembeli, tapi pas liburan harus benar-benar hectic melayaninya,” ungkap Isti saat ditemui pada Jumat (26/12).
Senada dengan Isti, Nisa, pedagang lain di Pasar Beringharjo, juga merasakan peningkatan jumlah pengunjung yang drastis dibandingkan hari-hari biasa. “Kalau Nataru bisa sampai 1.000 sampai 2.000 pengunjung per hari. Yang banyak dicari itu pakaian anak, daster, dan batik buat oleh-oleh,” jelasnya.
Dari sisi pembeli, Sintia, wisatawan asal Serang, mengaku sengaja datang ke Pasar Beringharjo untuk mencari daster dan baju tidur. “Kalau ke Jogja pasti cari daster. Di sini pilihannya banyak dan nggak semua toko punya model yang sama,” ujarnya, menunjukkan antusiasmenya.
Imbauan Lurah Beringharjo Barat
Menanggapi kondisi ini, Lurah Beringharjo Barat, Aroni Pasa, membenarkan adanya peningkatan intensitas pengunjung selama libur Nataru. Ia pun mengimbau para pedagang untuk tetap menjaga kualitas pelayanan dan penetapan harga yang wajar kepada wisatawan.
“Untuk pelayanannya itu satu, tetap melayani dengan baik jangan sampai membuat wisatawan itu kapok ya mungkin dengan pelayanan dan harganya jangan sampai apa ya istilah orang Jawa itu nuthuk,” tegas Aroni Pasa, menekankan pentingnya menjaga reputasi pasar.






