Bogor, Jawa Barat – M. Rifda Rifaqi, seorang siswa kelas 7 Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menemukan wadah untuk mengasah bakat menggambarnya yang terpendam. Berkat dorongan dari wali kelasnya, Rifda berhasil meraih prestasi pertamanya dalam lomba menggambar.
“Waktu di sekolah dulu, gambar saya banyak yang bilang bagus, tapi cuma didiemin. Enggak pernah dipakai buat ikut lomba,” ujar Rifda menceritakan pengalamannya sebelum bergabung dengan Sekolah Rakyat.
Selama kurang lebih empat bulan menempuh pendidikan di SRMP 10 Cibinong, kemampuan menggambar Rifda semakin terasah. Wali kelasnya secara aktif mendorong Rifda untuk berani menampilkan karya-karyanya. Keberanian itu berbuah manis ketika Rifda mengikuti lomba menggambar dalam peringatan Hari Anak di Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS). Ia berhasil meraih juara 2, membawa pulang hadiah berupa krayon dan uang tunai Rp 750 ribu.
“Senang banget bisa menang. Jadi termotivasi buat ikut lomba-lomba lain. Sampai saya tanya-tanya sama Bu Guru, kapan ada lomba lagi,” ungkap Rifda dengan antusias.
Perubahan signifikan juga dirasakan Rifda dalam kedisiplinan dan kemandiriannya. “Dulu di rumah belajar malas-malasan, kebanyakan main handphone. Di sini saya lebih disiplin, bangun jam 4 subuh, olahraga, sekolah, belajar. Jadi lebih tekun dan mandiri,” tuturnya.
Kondisi tempat tinggal yang sempit dan penuh gangguan di rumahnya yang berukuran 30 meter persegi di Kelurahan Cibuluh, Bogor Utara, sebelumnya membuat Rifda kesulitan untuk belajar fokus. Ia tinggal bersama orang tua, adik, kakek-nenek, dan paman dalam satu kasur.
“Kalau di rumah ribut, sempit, banyak gangguan. Jadi belajarnya ditunda-tunda. Di sini tempatnya lebih nyaman, lebih bisa belajar fokus,” jelasnya.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, remaja 13 tahun ini memiliki cita-cita besar menjadi seorang animator. Terinspirasi dari Masashi Kishimoto, kreator anime Naruto, Rifda ingin karyanya kelak membawa ciri khas Indonesia.
“Saya ingin bikin cerita fantasi tapi tetap ada nuansa Indonesianya. Supaya orang-orang tahu ini buatan Indonesia,” kata Rifda. Ia kini mulai menulis naskah cerita di komputer sekolah, sembari menunggu fasilitas laptop yang dijanjikan akan tersedia.
Sebagai anak pertama, Rifda merasa bertanggung jawab untuk masa depan keluarganya. Ia bertekad melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA di Sekolah Rakyat dengan harapan dapat meraih beasiswa kuliah.
“Saya di sini ngebulatin tekad buat sukses gitu. Saya niatnya mah mau lanjut kuliah gitu, nanti SMA-nya mau lanjut di Sekolah Rakyat lagi. Kan katanya kalau Sekolah Rakyat gitu, gampang dapat beasiswa buat kuliah,” ujarnya.
Sekolah Rakyat terbukti memberikan Rifda lebih dari sekadar ilmu, tetapi juga panggung untuk mengembangkan bakat dan keberanian dalam mengejar mimpinya.






