Keuangan

Satgas Beras Tegur Hampir 1.000 Pedagang, Harga Beras Mulai Terkendali di Berbagai Zona

Advertisement

Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras telah melayangkan teguran tertulis kepada 987 pelaku usaha perberasan. Penindakan ini dilakukan karena para pedagang tersebut kedapatan menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa, menjelaskan bahwa pengawasan intensif telah dilakukan selama dua bulan terakhir. “Dalam 2 bulan terakhir, kami telah menerapkan pengawasan intensif ke semua lini pelaku usaha perberasan. Ini supaya agar harga beras di masyarakat dapat lebih terkendali, karena sesuai arahan Bapak Kepala Bapanas bahwa pemerintah harus mampu menjadi pengendali harga, terutama untuk beras,” ujar Ketut dalam keterangan resminya pada Sabtu, 27 Desember 2025.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Ketut menambahkan, pemantauan dan penindakan yang dilakukan Satgas telah memberikan dampak positif. Harga beras medium dan premium dilaporkan mengalami penurunan di sebagian besar Zona HET dan Zona 3. “Impak positifnya kita lihat semenjak ada Satgas Pengendalian Harga Beras, harga beras medium dan premium di sebagian besar Zona HET telah mengalami penurunan. Termasuk Zona 3 telah ada penurunan harga, tapi masih perlu ada upaya lebih agar dapat mendekati HET, karena di sana ada tantangan geografis,” jelas Ketut.

Penurunan Harga Beras Signifikan

Data Panel Harga Pangan Bapanas menunjukkan penurunan harga beras premium dan medium yang signifikan. Per 20 Oktober 2025, rata-rata harga beras premium secara nasional di Zona 1 tercatat Rp 15.248 per kilogram (kg), Zona 2 Rp 16.303 per kg, dan Zona 3 Rp 19.371 per kg.

Namun, per 24 Desember 2025, rata-rata harga beras premium di Zona 1 menurun menjadi Rp 14.828 per kg (turun 2,75%). Zona 2 juga turun tipis 1,7% menjadi Rp 16.025 per kg, sementara Zona 3 mencatatkan penurunan paling signifikan hingga 7,51% menjadi Rp 17.916 per kg.

Hal serupa terjadi pada harga beras medium. Pada 20 Oktober 2025, rata-rata harga beras medium di Zona 1 adalah Rp 13.369 per kg, Zona 2 Rp 13.960 per kg, dan Zona 3 Rp 16.500 per kg. Setelah intervensi Satgas, per 24 Desember 2025, harga rata-rata beras medium di Zona 1 menjadi Rp 13.067 per kg, Zona 2 Rp 13.735 per kg, dan Zona 3 Rp 15.566 per kg.

Advertisement

Tantangan Distribusi di Zona 3 Teratasi

Mengenai strategi untuk mengatasi tantangan geografis di Zona 3, khususnya Papua, Ketua Pengarah Satgas Komjen Syahardiantono yang juga menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, menjelaskan bahwa pihaknya telah membantu distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Optimalisasi gudang filial telah dilaksanakan untuk menjangkau daerah sulit.

“Tentu kita sadari biaya angkut transportasi beras di Papua bisa cukup tinggi, bahkan bisa dua kali lipat. Ini karena kondisi geografis dan topografi dengan kontur pegunungan, sehingga akses moda transportasi yang dapat menembus itu sangat terbatas,” ungkap Syahardiantono.

Ia menambahkan, “Sampai hari ini, rekan-rekan Satgas di sana telah berhasil membantu distribusi beras SPHP ke 32 gudang filial yang tersebar di Papua Raya. Harapannya masyarakat Papua Raya dapat menikmati beras SPHP sesuai harga yang telah ditetapkan untuk Zona 3 yakni Rp 13.500 per kilogram.”

Realisasi beras SPHP untuk Bulog regional Papua Barat juga menunjukkan peningkatan signifikan. Sebelum Satgas terbentuk pada 19 Oktober 2025, realisasi tercatat 11.162 ribu ton. Dengan dukungan pendampingan Satgas, realisasi hingga 24 Desember 2025 melonjak 71,35% menjadi 19.126 ribu ton.

Kepala Bapanas yang juga Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kolaborasi seluruh pihak dalam Satgas telah berhasil menurunkan harga beras. “Tidak ada alasan harga beras tinggi dan melebihi HET. Stok beras kita besar. Bulog punya stok cadangan beras 3,5 juta ton. Ini tertinggi. Masyarakat harus menikmatinya dengan harga beras yang baik,” pungkas Amran.

Advertisement
Mureks