Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Selasa, 30 Desember 2025. Mengutip data Bloomberg, mata uang garuda tercatat di level Rp 16.782 per dolar AS, menguat 0,04 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp 16.788 per dolar AS.
Namun, di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru dibuka melemah pada hari terakhir perdagangan bursa tahun ini.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Prospek Rupiah di Akhir Tahun
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan pergerakan rupiah akan relatif datar atau berkonsolidasi dengan peluang penguatan yang masih terbatas. Kondisi ini dipengaruhi oleh minimnya rilis data ekonomi serta menurunnya aktivitas perdagangan menjelang pergantian tahun 2025, yang membuat pelaku pasar cenderung bersikap wait and see.
“Rupiah diperkirakan akan datar atau berkonsolidasi dengan potensi rebound terbatas di tengah minimnya data ekonomi dan aktivitas perdagangan menjelang pergantian tahun,” ujar Lukman kepada Kompas.com pada Selasa pagi.
Lukman menambahkan, prospek pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI Rate) masih menjadi sentimen yang membebani pergerakan rupiah. Meskipun demikian, posisi mata uang garuda dinilai sudah berada di area jenuh jual atau oversold, sehingga membuka ruang terjadinya rebound teknikal meski dalam skala terbatas.
“Walau prospek pemangkasan suku bunga BI masih membebani, namun posisi rupiah juga sudah oversold,” paparnya.
Dengan kondisi tersebut, pergerakan rupiah diperkirakan berada dalam kisaran Rp 16.700 hingga Rp 16.850 per dolar AS.
IHSG Terkoreksi di Hari Terakhir Perdagangan
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada Selasa pagi. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip melalui RTI menunjukkan, IHSG dibuka di level 8.627,40 dan langsung terkoreksi hingga menyentuh level terendah 8.584,87. Di sesi awal, indeks hanya mampu mencatatkan level tertinggi di 8.629,44 sebelum kembali tertekan.
Hingga pukul 09.14 WIB, indeks berada di posisi 8.598,40 atau melemah 45,85 poin setara 0,53 persen. Aktivitas perdagangan terbilang cukup ramai dengan volume transaksi mencapai 5,50 miliar saham. Nilai transaksi mencapai Rp 3,26 triliun dengan frekuensi perdagangan sebanyak 411.930 kali.
Tercatat sebanyak 285 saham mengalami penurunan, 230 saham menguat, dan 184 saham bergerak stagnan.
Pergerakan Sektoral Bervariasi
Pergerakan sektoral di pasar saham berlangsung bervariasi. Sejumlah sektor berhasil bertahan di zona hijau, sementara lainnya tertekan.
- Sektor infrastruktur mencatatkan penguatan 1,35 persen.
- Barang konsumsi non-siklikal menguat 0,54 persen.
- Teknologi naik 0,25 persen.
- Barang konsumsi siklikal bertambah 0,24 persen.
- Transportasi dan logistik bergerak menguat 0,12 persen.
Lebih jauh, tekanan masih membayangi sejumlah sektor lainnya:
- Barang baku menjadi yang paling tertekan dengan koreksi 1,73 persen.
- Pelemahan juga dialami sektor energi 0,47 persen.
- Perindustrian turun 0,37 persen.
- Keuangan terkoreksi 0,25 persen.
- Properti turun 0,15 persen.
- Kesehatan melemah 0,11 persen.






