Rapat pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, pada Rabu (10/12/2025) telah menetapkan sejumlah rekomendasi penting, salah satunya adalah meminta Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU, Zulfa Mustofa, untuk meningkatkan tata kelola organisasi.
Rais Syuriyah PBNU, Mohammad Nuh, menjelaskan bahwa rekomendasi tersebut mencakup berbagai aspek strategis demi efektivitas roda organisasi. Selain itu, pleno juga menyerukan kepedulian terhadap korban bencana di wilayah Sumatera.
Nuh menyatakan, PBNU telah menggalang dana sebesar Rp 2 miliar yang disalurkan untuk korban di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Langkah ini menunjukkan komitmen NU dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Fokus Konsolidasi Internal dan Efektivitas Organisasi
Salah satu poin krusial yang ditekankan dalam rapat pleno adalah perlunya Pj Ketum Zulfa Mustofa segera melakukan konsolidasi internal. Hal ini mencakup penguatan hubungan dan koordinasi di semua tingkatan, mulai dari pengurus wilayah (PW), pengurus cabang (PC), hingga pengurus cabang istimewa (PCI), serta badan otonom (banom) dan lembaga-lembaga di bawah PBNU.
“Hendaknya Pejabat Ketua Umum segera melakukan konsolidasi internal. Baik di lingkungan sendiri, mau pun PW (pengurus wilayah), PC (pengurus cabang) sampai ke PCI (pengurus cabang istimewa) dan banom dan lembaga, semuanya kita lakukan konsolidasi itu. Untuk apa? Untuk mengefektifkan agar roda organisasi bisa berjalan dengan baik,” ujar Nuh.
Lebih lanjut, pleno juga meminta Pj Ketum untuk meningkatkan kinerja dan mempercepat pelaksanaan surat keputusan (SK) yang telah diterbitkan. Tujuannya adalah agar sumber daya organisasi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan layanan terbaik kepada jam’iyah (warga NU) dan masyarakat luas.
“Berikutnya lagi yang tidak kalah penting, yaitu apa? Nanti kita mohon betul Penjabat Ketua Umum untuk meningkatkan kualitas tata kelola organisasi kita, supaya resources yang kita miliki itu bisa seoptimal mungkin untuk dimanfaatkan memberikan layanan kepada jam’iyah, kepada masyarakat secara keseluruhan,” papar Nuh.
Membangun Tradisi Keadaban
Rekomendasi penting lainnya yang disampaikan oleh Rais Syuriyah PBNU adalah pembangunan dan pengembangan tradisi keadaban yang selaras dengan nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah. Hal ini dianggap krusial dalam menjaga identitas dan karakter NU di tengah dinamika masyarakat.
“Dan yang terakhir, yang tidak kalah penting yaitu apa? Membangun dan mengembangkan tradisi-tradisi keadaban sesuai dengan nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah. Karena ini menjadi sangat penting membangun tradisi-tradisi keadaban itu,” imbuh Nuh.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar turut hadir dalam pleno PBNU yang secara resmi menetapkan Wakil Ketua Tanfidziyah, Zulfa Mustofa, sebagai Pj Ketum PBNU. Menag Nasaruddin menekankan bahwa NU memiliki kemampuannya sendiri dalam menyelesaikan persoalan internal.
“Iya jadi gini, NU itu selalu punya cara untuk menyelesaikan persoalannya sendiri. Saya ulangi ya, NU selalu punya cara untuk menyelesaikan persoalannya sendiri. Makanya itu, selaku pemerintah kami tidak terlibat untuk mengurus urusan internal NU, apalagi PBNU,” kata Nasaruddin di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/12).






