Berita

Rais Syuriyah PBNU Ungkap Indikasi Penetrasi Zionis di Tubuh Organisasi Islam Terbesar

Advertisement

Jakarta – Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammad Cholil Nafas, angkat bicara mengenai isu yang berkembang di internal organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Ia mengindikasikan adanya upaya penetrasi dari pihak Zionis ke dalam PBNU.

Indikasi Penetrasi Zionis dan Kredibilitas PBNU

“Ya, sebagaimana dari awal konsen dari Pengurus Besar, dari Syuriyah PBNU, lebih pada pertama, indikasi adanya penetrasi zionis di PBNU. Itu yang utama. Sehingga persepsi ini akan merusak terhadap kredibilitas dan nama baiknya PBNU,” ujar Cholil kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (13/12/2025).

Cholil menegaskan bahwa sikap PBNU secara konsisten adalah mendukung perjuangan rakyat Palestina yang saat ini menjadi korban genosida dari Israel. Menurutnya, tindakan mengundang tokoh pendukung Zionis di tengah situasi tersebut dapat menimbulkan polemik.

“Di tengah adanya genosida, kemudian perhatian yang paling tinggi di NU, itu menjadi pimpinan NU, lalu mengundang dari Zionis. Yang awalnya oleh Rais Aam sudah diperingatkan dan diwanti-wanti agar juga mengundang dari tokoh-tokoh Islam kontemporer atau Islam yang tenang dari Timur Tengah itu tidak dilakukan,” tuturnya, merujuk pada arahan dari Rais Aam PBNU.

Tata Kelola Organisasi dan Keuangan Menjadi Sorotan

Selain isu penetrasi, Cholil juga menyoroti tata kelola organisasi di PBNU. Ia menilai harmoni di dalam kepengurusan belum berjalan optimal.

Advertisement

“Termasuk ada beberapa cabang-cabang yang harusnya mendapat legalitas belum bisa dilaksanakan. Itu pokok poinya. Karena konsen di Syuriyah itu adalah tata kelola keuangan, tata kelola organisasi,” jelasnya.

Polemik Konsesi Tambang Dianggap Bukan Isu Utama

Terkait dengan polemik mengenai konsesi pengelolaan tambang yang ramai diperbincangkan publik, Cholil menganggap hal tersebut sebagai isu sekunder.

“Yang lain berkenaan dengan tambang, nah itu adalah bunga-bunga di luar saja, persepsi di luar. Itu bukan menjadi persoalan pokok dalam pembahasan. Kalau itu umpamanya ada sinyalement, mungkin ada sebagian orang, tapi tidak di dalam keputusan organisasi,” pungkasnya.

Advertisement