Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan sejumlah rencana strategis Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, termasuk pembongkaran tiang monorel di Jalan Rasuna Said dan revitalisasi akses Jakarta International Stadium (JIS). Pernyataan tersebut disampaikan Pramono usai melaksanakan salat subuh berjemaah bersama para habaib dan ulama di Balai Kota Jakarta pada Jumat (19/12).
Dalam kesempatan itu, Pramono menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk memperkuat kerukunan umat beragama dan memberikan ruang seluas-luasnya bagi kegiatan keagamaan. Ia bahkan menyebut Monumen Nasional (Monas) dapat digunakan untuk selawat dan kegiatan keagamaan lainnya.
“Tidak semua orang memiliki kesempatan dan tingkat keimanan yang sama. Oleh karena itu, pemerintah wajib memberikan ruang dan kesempatan agar kehidupan beragama di Jakarta berjalan dengan harmonis,” kata Pramono, seperti dikutip dari situs resmi Pemprov Jakarta, Sabtu (20/12/2025).
Penyelesaian Persoalan Strategis Jakarta
Pramono juga menyampaikan bahwa pada masa awal kepemimpinannya, Pemprov DKI Jakarta fokus menyelesaikan sejumlah persoalan strategis yang belum tuntas dari periode sebelumnya. Ia secara spesifik menyebut rencana mencabut tiang monorel hingga merevitalisasi transportasi kawasan JIS.
“Saya ingin menyelesaikan persoalan-persoalan yang belum terselesaikan dengan baik. Mulai dari monorel di Jalan Rasuna Said, penguatan Lembaga Masyarakat Adat Betawi, hingga penyelesaian Kalijodo dan Rumah Sakit Sumber Waras,” tuturnya.
Mengenai tiang monorel di Jalan Rasuna Said, Pramono menjelaskan bahwa persoalan hukumnya telah selesai. Pembongkaran dan perbaikan akan dimulai pada Januari 2026.
Selain itu, lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang kini sepenuhnya berada di bawah kewenangan Pemprov DKI Jakarta akan dikembangkan. Rencananya, lahan tersebut akan menjadi rumah sakit bertaraf internasional dan diajukan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Revitalisasi Akses Jakarta International Stadium
Gubernur Pramono juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan dan menyempurnakan pembangunan JIS. Fokus utama adalah penyelesaian akses transportasi. JIS akan dihubungkan dengan kawasan Ancol melalui pembangunan jembatan sepanjang 350 meter, serta integrasi transportasi publik.
“Dengan akses parkir di Ancol dan dukungan transportasi massal, persoalan kemacetan di sekitar JIS diharapkan dapat diatasi, sehingga JIS benar-benar menjadi aset jangka panjang bagi Jakarta,” imbuhnya.
Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Perlindungan Sosial
Selain infrastruktur, Pramono menyoroti isu kemiskinan dan ketimpangan sosial sebagai tantangan utama Jakarta. Meskipun tingkat kemiskinan menunjukkan penurunan, Pemprov DKI Jakarta tetap berkomitmen menekan ketimpangan melalui kebijakan yang berpihak pada masyarakat kurang mampu.
Menurutnya, ada tiga sektor yang anggarannya tidak boleh dikurangi. Sektor tersebut meliputi pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), layanan kesehatan, serta program perlindungan sosial.
Bahkan, Pemprov DKI Jakarta berencana memperluas cakupan KJMU hingga jenjang S2 dan S3. Selain itu, program beasiswa luar negeri juga disiapkan bagi warga dari keluarga tidak mampu.
“Pendidikan adalah kunci utama untuk memutus rantai kemiskinan. Karena itu, keberpihakan kepada warga yang belum beruntung harus terus dijaga,” tegas Pramono.
Pramono Anung mengapresiasi kehadiran para ulama dan masyarakat dalam kegiatan subuh berjemaah tersebut. Ia berharap kegiatan keagamaan di Balai Kota dapat terus dilaksanakan sebagai bagian dari upaya memperkuat spiritualitas dan kebersamaan.
“Semoga kegiatan ini membawa keberkahan bagi kita semua dan semakin mempererat kebersamaan dalam membangun Jakarta yang berkeadilan,” ungkapnya.






