Kepolisian Brasil tengah menyelidiki sebuah situs web bernama Kdramadate yang diduga menawarkan layanan kencan hingga “hubungan yang lebih intim” dengan pria Korea di negara tersebut. Situs ini menjadi sorotan setelah diduga kuat terlibat dalam praktik eksploitasi seksual, dengan seorang warga negara Jepang bernama Rikito Morikawa disebut-sebut sebagai otak di baliknya.
Situs Kdramadate memanfaatkan popularitas drama Korea yang menyajikan skenario romantis, namun menyalahgunakan konsep tersebut untuk tujuan komersial. Berdasarkan laporan G1, situs ini memungkinkan klien untuk “hidup dalam fantasi Kdrama mereka” dengan membayar pria Korea di Sao Paulo.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Kdramadate menawarkan empat paket layanan: kencan di kedai kopi, makan malam di restoran steak tradisional Korea, jalan-jalan di taman, atau pengalaman intim di motel atau kediaman pribadi. Melansir Bored Panda, perusahaan itu juga menjanjikan klien untuk dibisikkan dialog dari serial TV populer atau berpose untuk pemotretan ala drama Korea bersama “pasangan kencan” mereka.
Sebuah tangkapan layar yang diajukan sebagai pengaduan ke konsulat menunjukkan Rikito menjelaskan bahwa harga untuk satu jam pertemuan intim adalah BRL 70 (sekitar Rp 212.000), sementara tiga jam dipatok BRL 170 (sekitar Rp 516.000). Situs web tersebut juga menampilkan testimoni dari klien yang mengaku telah membeli paket dan menghabiskan waktu bersama para “oppa”.
Komersialisasi pertemuan ini menarik perhatian serius dari Konsulat Jenderal Republik Korea Selatan di Sao Paulo dan Asosiasi Warga Korea Brasil, yang segera melakukan penyelidikan. Konsulat Jenderal Republik Korea Selatan telah mengeluarkan peringatan pertamanya untuk Kdramadate pada 23 Oktober, meminta calon korban untuk menghubungi mereka.
Beberapa hari kemudian, setelah menganalisis kesaksian dan bukti lebih lanjut, lembaga tersebut menyatakan bahwa situs web tersebut melibatkan kejahatan eksploitasi seksual. Di Brasil, prostitusi didefinisikan sebagai tindakan menawarkan layanan seksual dan legal selama dilakukan oleh orang dewasa, serta memungkinkan kontribusi ke Lembaga Jaminan Sosial Brasil (INSS).
Namun, eksploitasi seksual adalah tindakan ilegal yang melibatkan komersialisasi layanan seksual yang disediakan oleh orang lain, baik orang tersebut dewasa maupun anak di bawah umur. Inilah yang diduga dilakukan oleh Kdramadate.
Bruno Kim, Presiden Asosiasi Warga Korea Brasil, mengungkapkan kepada G1 bahwa ia bersama Rafael Kang, seorang pengacara kriminal dari konsulat, mendatangi alamat yang dipublikasikan oleh Kdramadate. Mereka menemukan bahwa alamat tersebut bukan kantor pusat perusahaan, melainkan Pusat Kebudayaan Hiroshima.
Pusat kebudayaan tersebut kemudian mengirimkan pemberitahuan di luar pengadilan kepada Rikito. Setelah itu, Rikito menghapus alamat tersebut dari situs webnya dan menggantinya dengan alamat lain. Menurut pengacara, setidaknya sepuluh anak muda keturunan Korea diundang oleh Rikito untuk bekerja sama dengannya melalui Instagram, WhatsApp, dan panggilan telepon.
Rikito Morikawa, seorang pemuda berusia 23 tahun dari Hiroshima, menggambarkan dirinya di situs web sebagai “model internasional dengan akar yang memadukan pesona Korea dan Jepang, fasih dalam 4 bahasa, dan bersemangat tentang budaya Brasil.” Ia juga mengklaim “membawa keajaiban drama Korea ke kehidupan nyata.”






