CILEGON – Misteri di balik kematian MA (9), putra dari politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Maman Suherman, masih menyelimuti kepolisian. Hingga Kamis, 25 Desember 2025, atau hampir sepuluh hari sejak penemuan jasad korban, pihak berwenang belum berhasil menemukan titik terang dalam kasus dugaan pembunuhan ini.
Penyelidikan kasus yang terjadi di rumah mewah Maman Suherman di Cilegon ini menghadapi sejumlah kendala signifikan. Salah satunya adalah kondisi kamera pengawas (CCTV) di lokasi kejadian yang ternyata tidak berfungsi. Selain itu, ketiadaan petugas keamanan atau sekuriti yang berjaga 24 jam di rumah tersebut juga menjadi hambatan bagi polisi.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
MA ditemukan tewas bersimbah darah pada Selasa, 16 Desember 2025, dengan sejumlah luka tusukan di tubuhnya. Kuat dugaan, bocah sembilan tahun tersebut merupakan korban pembunuhan.
CCTV Mati Sejak 2023
Kepolisian Resor (Polres) Cilegon mengungkapkan bahwa rekaman CCTV di rumah tempat kejadian perkara (TKP) dalam keadaan mati. Meski demikian, Kapolres Cilegon AKBP Martua Raja Silitonga menyatakan bahwa hal tersebut tidak terlalu menghambat penyelidikan.
“Nggak juga sih, nggak juga kesulitan, meskipun CCTV itu mati di dalam rumah, tapi kami insyaallah kami bisa berupaya maksimal lah untuk perkara ini,” ujar AKBP Martua Raja Silitonga pada Selasa (23/12).
Namun, Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Yoga Tama memberikan penjelasan lebih lanjut. Menurutnya, CCTV di rumah Maman Suherman sudah tidak aktif sejak tahun 2023. Kondisi ini menjadi kendala serius karena polisi kehilangan petunjuk visual yang krusial.
“Kita masih pakai praduga tak bersalah, lalu kendala yang kita hadapi memang di rumah itu murni tidak ada CCTV aktif yang ada di rumah tersebut, baik dari lantai 2 TKP kejadian maupun lantai 1, halaman, maupun di depan rumah,” kata Yoga Tama saat dimintai konfirmasi pada Rabu (24/12).
Polisi memastikan bahwa kerusakan CCTV tersebut sudah terjadi sebelum peristiwa pembunuhan berlangsung. Pemeriksaan fisik CCTV dan keterangan dari pemilik rumah mengonfirmasi bahwa seluruh kamera, baik di lantai satu, lantai dua, maupun di halaman rumah, dalam kondisi mati.
Ketiadaan Sekuriti di Rumah
Selain masalah CCTV, AKP Yoga Tama juga menyoroti fakta bahwa rumah mewah Maman Suherman tidak memiliki sekuriti yang berjaga secara khusus. Petugas keamanan hanya tersedia di pos jaga perumahan BBS 3, yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban dan terhalang oleh bangunan lain.
“Satu lagi juga memang di rumah itu tidak ada sekuriti yang standby 24 jam, melihat rumahnya yang sangat besar tapi memang informasi awal yang dapat saya berikan memang keadaannya CCTV tidak aktif dari 2023 dan sekuriti tidak ada di rumah itu, satupun tidak ada sekuriti di situ,” jelas Yoga.
Yoga menambahkan bahwa pos jaga dan rumah korban berada di blok yang berbeda. Meskipun demikian, polisi telah meminta keterangan dari beberapa sekuriti komplek yang bertugas di pos jaga tersebut.
“Adapun sekuriti komplek yang mungkin ada 2 blok dari situ, sudah dimintai keterangan juga kemarin,” ujarnya.
15 Saksi Diperiksa, Sajam Belum Ditemukan
Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa 15 saksi secara maraton. Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan menjelaskan bahwa para saksi tersebut berasal dari berbagai kalangan.
“(Ada) 15 saksi dimintai keterangan, baik dari pihak keluarga korban, pihak teman bapak korban dan tetangga korban, sama karyawan bapak korban,” kata AKP Sigit Dermawan pada Selasa (23/12).
Polisi juga masih terus mencari senjata tajam (sajam) yang diduga digunakan dalam aksi pembunuhan ini. Pencarian telah dilakukan secara menyeluruh di sekitar TKP, termasuk di area dalam dan luar rumah, lahan kosong, semak-semak, gorong-gorong, hingga di atas genting.
“Baik dari area dalam TKP maupun luar TKP, termasuk di depan itu ada bagian lahan kosong, semak-semak maupun gorong-gorong, pun sudah kita lakukan pengecekan, baik dari atas genting sudah kita lakukan pengecekan juga ke sana. Sampai sekarang kita belum menemukan alat yang diduga menjadi alat yang digunakan pelaku untuk melakukan aksinya,” terang Yoga Tama.
Belum Ada Tersangka
Meskipun penyelidikan terus berjalan, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan ini. Terduga pelaku juga belum berhasil ditangkap.
“Terduga pelaku belum tertangkap. Kita melakukan penyidikan harus berhati-hati karena memutuskan seseorang menjadi tersangka,” tutur salah satu petugas kepolisian.
Selain itu, barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban juga belum ditemukan.
“Untuk barang bukti yang dipergunakan oleh pelaku dalam aksinya tersebut belum ditemukan,” tambahnya.
Polisi mengimbau masyarakat agar tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks terkait kasus ini. Pihak kepolisian juga berharap masyarakat yang memiliki informasi akurat dapat segera berkomunikasi dengan penyidik Polres Cilegon untuk membantu proses penyelidikan.
“Jangan percaya berita-berita hoax, tunggu pengumuman polisi. Apabila masyarakat mendapatkan informasi yang akurat untuk membantu pihak kepolisian segera komunikasi kepada pihak penyidik,” pungkasnya.






