Lifestyle

Panduan Lengkap Puasa Rajab 1447 H: Jadwal, Hukum, dan Niat Sesuai Tuntunan Sunnah

Advertisement

Bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang disucikan dalam Islam, menjadi momentum bagi umat Muslim untuk memperbanyak amalan saleh. Salah satu ibadah sunnah yang kerap dilakukan adalah puasa Rajab. Namun, pertanyaan seputar berapa hari puasa Rajab harus dilaksanakan dan bagaimana jadwalnya seringkali muncul di kalangan masyarakat.

Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai hukum, jadwal, serta niat puasa sunnah di bulan Rajab 1447 Hijriah, berdasarkan tuntunan sunnah dan kalender resmi.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Hukum Puasa Rajab

Dalam buku Bid’ah-Bid’ah yang Dianggap Sunnah oleh Muhammad Abdussalam Khadr asy-Syaqiry, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melakukan puasa selama satu bulan penuh di bulan Rajab. Beliau juga tidak menganjurkan puasa sebulan penuh pada bulan ini, bahkan pernah tidak berpuasa sama sekali.

Menurut an-Nawawi, tidak terdapat hadits yang secara eksplisit menyatakan larangan atau anjuran untuk berpuasa pada bulan Rajab secara khusus. Namun, dasar hukum puasa bulan Rajab adalah sunnah, sejalan dengan anjuran Rasulullah SAW untuk berpuasa pada bulan-bulan yang disucikan (haram), di mana Rajab termasuk di dalamnya, sebagaimana dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud.

Adapun puasa yang secara spesifik dianjurkan pada setiap bulan adalah puasa Ayyamul Bidh, yang dikerjakan selama tiga hari pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah. Dalil pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh ini bersandar pada hadits dari Abu Hurairah RA:

أَوْصَانِي خَلِيْلِي ﷺ بِثَلَاثٍ صِيَامُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى وَأَنْ أُوَتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat duha, dan salat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)

Jadwal Puasa Sunnah Rajab 1447 H

Tidak ada ketentuan pasti mengenai berapa hari puasa Rajab harus dilaksanakan. Umat Islam dapat memilih untuk melaksanakan puasa sunnah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jika ingin mengamalkan puasa Ayyamul Bidh dan puasa Senin-Kamis, berikut adalah jadwalnya mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2025-2026 yang diterbitkan oleh Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI.

Puasa Senin-Kamis Rajab 1447 H

  • Senin, 22 Desember 2025
  • Kamis, 25 Desember 2025
  • Senin, 29 Desember 2025
  • Kamis, 1 Januari 2026
  • Senin, 5 Januari 2026
  • Kamis, 8 Januari 2026
  • Senin, 12 Januari 2026
  • Kamis, 15 Januari 2026
  • Senin, 19 Januari 2026

Puasa Ayyamul Bidh Rajab 1447 H

Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025-2026 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI:

  • 13 Rajab 1447 H: Jumat, 2 Januari 2026
  • 14 Rajab 1447 H: Sabtu, 3 Januari 2026
  • 15 Rajab 1447 H: Minggu, 4 Januari 2026

Adapun menurut ikhbar Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) yang menetapkan 1 Rajab 1447 H jatuh pada Senin, 22 Desember 2025, maka jadwal puasa Ayyamul Bidh Rajab adalah sebagai berikut:

  • 13 Rajab 1447 H: Sabtu, 3 Januari 2026
  • 14 Rajab 1447 H: Minggu, 4 Januari 2026
  • 15 Rajab 1447 H: Senin, 5 Januari 2026

Niat Puasa Sunnah Bulan Rajab 1447 H

Sebelum melaksanakan ibadah puasa, umat Islam dianjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu. Dikutip dari buku Pintar Agama Islam Panduan Lengkap Berislam Secara Kafah karya Abu Aunillah Al-Baijury, berikut adalah bacaan niat puasa sunnah:

Advertisement

Niat Puasa Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lilaahi ta’aalaa.

Artinya: “Sengaja saya berpuasa sunnah hari Senin karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shauma yaumal khamiisi sunnatan lilaahi ta’aalaa.

Artinya: “Sengaja saya berpuasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ayyaamil baidhi sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Sengaja saya berpuasa sunnah Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.”

Advertisement
Mureks