Dalam ajaran Islam, Allah SWT telah menjanjikan surga sebagai balasan bagi hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Surga memiliki delapan pintu, yang masing-masing diperuntukkan bagi golongan dengan amalan tertentu. Salah satu pintu istimewa tersebut adalah Ar Rayyan.
Pintu Ar Rayyan secara khusus disiapkan bagi mereka yang rajin menunaikan ibadah puasa. Lantas, siapa saja yang berhak masuk melalui pintu ini dan apa dalilnya dalam Al-Qur’an serta Hadits Rasulullah SAW? Berikut penjelasan lengkapnya.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Pintu Surga Ar Rayyan Khusus Bagi Ahli Puasa
Pintu surga Ar Rayyan merupakan gerbang istimewa yang disediakan Allah SWT bagi hamba-Nya yang tekun berpuasa. Hal ini dijelaskan dalam buku Rahasia Puasa Sunah karya Ahmad Syahirul Alim, yang menyebutkan bahwa pintu ini khusus bagi orang-orang beriman yang rajin berpuasa.
Konsep pintu surga yang berbeda untuk setiap amalan juga ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang menginfakkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya (artinya gemar berinfak) di jalan Allah maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, (lalu dikatakan kepadanya): “Wahai Abdullah, inilah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan). Barang siapa dari kalangan ahli shalat dia akan dipanggil dari pintu salat. Barang siapa dari kalangan ahli jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa dari kalangan ahli shiyam (puasa) dia akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan dan barang siapa dari kalangan ahlul shadaqah dia akan dipanggil dari pintu sedekah”. (HR. Bukhari)
Senada dengan itu, buku Risalah Puasa karya Sultan Abdillah juga menguatkan bahwa orang yang berhak masuk pintu surga Ar Rayyan adalah mereka yang rajin berpuasa. Penjelasan lebih lanjut mengenai kekhususan pintu ini termaktub dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Sahl bin Sa’ad, di mana Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut ‘Ar-Rayyan’. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, Mana orang yang berpuasa?’ Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka pintu itu akan ditutup dan tidak ada lagi yang memasukinya.”
Hadits ini secara gamblang menunjukkan bahwa keikhlasan dalam berpuasa semata-mata mengharap ridha Allah SWT akan diganjar dengan surga, bahkan dengan pintu khusus yang hanya dapat dilalui oleh para ahli puasa.
Selain Ar Rayyan, terdapat pula pintu-pintu surga lain yang disebutkan dalam berbagai riwayat. Mengutip buku Huru-Hara Hari Kiamat karya Ibnu Katsir, Al-Qurthubi dan Al-Hulaimi menyebutkan beberapa di antaranya:
- Pintu Muhammad SAW (disebut juga pintu taubat)
- Pintu Sholat
- Pintu Puasa
- Pintu Zakat
- Pintu Shodaqah
- Pintu Haji
- Pintu Umrah
- Pintu Jihad
- Pintu Silaturahim
Para ulama juga menambahkan pintu-pintu lain seperti Al-Khazimin (bagi orang yang menahan amarah), Ar-Radhin (bagi orang yang ridho), dan Al-Aiman (pintu kanan untuk orang yang tidak dihisab).
Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Perintah Berpuasa
Puasa merupakan salah satu ibadah fundamental dalam Islam yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Sebagai balasan atas ketaatan ini, Allah telah menyiapkan pintu surga Ar Rayyan, khusus bagi mereka yang konsisten menjalankan ibadah puasa.
Ibadah puasa terbagi menjadi dua hukum, yaitu wajib dan sunnah. Puasa wajib dilaksanakan selama bulan Ramadan, sementara puasa sunnah dapat dikerjakan di luar Ramadan sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan seorang muslim.
Perintah berpuasa ini termaktub jelas dalam Al-Qur’an dan diperinci melalui hadits-hadits Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat dari Thalhah bin Ubaidillah RA, seseorang pernah bertanya kepada Nabi SAW:
“Ya Rasulullah, katakan padaku apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang puasa?” Beliau menjawab, “Puasa Ramadan”. “Apakah ada lagi selain itu?”. Beliau menjawab, “Tidak, kecuali puasa sunnah.”
Puasa Ramadan memiliki keutamaan yang sangat istimewa. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim). Selain itu, puasa juga berfungsi sebagai pelindung dari siksa neraka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Jabir bin Abdillah RA, “Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.” (HR. Ahmad)
Dalam buku Tamasya ke Negeri Akhirat karya Syaikh Mahmud Al-Mishri, disebutkan bahwa Allah menjanjikan tempat yang indah di surga bagi setiap hamba yang menjalankan perintah-Nya, termasuk puasa. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 72:
وَوَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Wa’adallāhul-mu’minīna wal-mu’mināti jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā wa masākina ṭayyibatan fī jannāti ‘adn(in), wa riḍwānum minallāhi akbar(u), żālika huwal-fauzul-‘aẓīm(u).
Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, surga-surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan tempat-tempat yang baik di surga ‘Adn. Ridha Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.”
Selain itu, janji Allah SWT bagi orang-orang yang beriman dan berjihad juga dijelaskan dalam surah As-Saff ayat 10-12:
Surah As-Saff ayat 10
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū hal adullukum ‘alā tijāratin tunjīkum min ‘ażābin alīm(in).
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang (dapat) menyelamatkanmu dari azab yang pedih?”
Surah As-Saff ayat 11
تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ
Tu’minūna billāhi wa rasūlihī wa tujāhidūna fī sabīlillāhi bi’amwālikum wa anfusikum, żālikum khairul lakum in kuntum ta’lamūn(a).
Artinya: “(Caranya) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Surah As-Saff ayat 12
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۙ
Yagfir lakum żunūbakum wa yudkhilkum jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru wa masākina ṭayyibatan fī jannāti ‘adn(in), żālikal-fauzul-‘aẓīm(u).
Artinya: “(Jika kamu beriman dan berjihad,) niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.”






