Olahraga

Meliput Rival di Tanah Minang: Pengalaman Unik Jurnalis Bandung Bersama Persija Jakarta

Advertisement

Sabtu, 27 Desember 2025 – Sebuah pengalaman tak terduga menghampiri saya, seorang jurnalis asal Bandung, ketika kesempatan meliput tim rival, Persija Jakarta, dalam laga tandang datang. Bukan hanya sekadar meliput, namun membersamai perjalanan tim Macan Kemayoran hingga ke kota Padang, Sumatra Barat.

Mimpi lama untuk berkeliling Indonesia bersama Persib Bandung sebagai jurnalis sempat saya pendam. Kendala administrasi dan finansial yang rumit, seperti keharusan memiliki ID Card dari operator liga dan biaya besar untuk liputan mandiri, membuat impian itu terasa sulit diwujudkan. Namun, takdir berkata lain. Pada akhir 2025, saya justru menemukan diri saya membersamai Persija Jakarta.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Kesempatan Emas Berkat Liputan Rutin

Kesempatan langka ini muncul di musim Super League 2025/26, berkat intensitas liputan saya terhadap Persija di musim sebelumnya, 2024/25. IDN Times, tempat saya bernaung, terpilih menjadi salah satu media yang berkesempatan mendampingi tim dalam laga tandang musim ini. Bagi saya, ini adalah hadiah spesial, sebuah pekerjaan yang menjanjikan banyak sudut pandang baru.

Awalnya, saya dijadwalkan ke Madura. Namun, saya menolak karena pernah meliput Persib di sana saat menjuarai Liga 1 2023/24. Sempat meminta jatah ke Malang, tak disangka saya justru mendapatkan penugasan ke Padang.

Melihat Langsung Dinamika Tim dan Manajemen

Pada Minggu (21/12/2025) siang, saya bertolak bersama tim dan ofisial Persija menuju Padang. Tiba lebih awal di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, saya menyaksikan satu per satu anggota tim berdatangan. Pelatih Mauricio Souza, kapten Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Andritany Ardhiyasa, serta para pemain Brasil tampak hadir. Mereka semua akan berada dalam satu pesawat dengan saya.

Rona bahagia terpancar dari wajah para pemain, meskipun beberapa pemain muda seperti Arlyansyah Abdulmanan dan Dony Tri Pamungkas masih terlihat malu-malu. Secara keseluruhan, suasana tim begitu hidup dan cair. Selama perjalanan, saya mengamati fotografer dan videografer Persija yang hilir mudik. “Oh, jadi begini ya cara kerja para pembuat konten dan foto Persija ini,” gumam saya dalam hati, memahami kebutuhan konten yang mereka kejar.

Setibanya di Padang, waktu istirahat sangat terbatas. Bersama tim media Persija, kami langsung menuju Stadion H. Agus Salim untuk sesi jumpa pers pra-laga. Hanya ada sekitar 30 menit untuk bersantai sebelum kembali ke hotel.

Di hotel, kesibukan ofisial Persija juga terlihat jelas. Mereka mempersiapkan banyak kardus botol minuman dan sibuk menata ruangan untuk rapat tim. “Ternyata sesibuk itu ya, mereka, saat Persija bertandang. Mungkin tim lain juga sama,” gumam saya. Sepengamatan saya, tidak ada pemain yang terlihat berkeliaran jelang laga. Mereka benar-benar fokus bersiap, tidak ada yang keluar malam-malam, meskipun kamar saya dan pemain berada di lantai berbeda.

Advertisement

Fokus Terjaga di Hari H Laga

Memasuki hari H pertandingan, fokus tim semakin meningkat. Manajemen kembali mengecek administrasi, sementara ofisial mempersiapkan segala perangkat tim, termasuk alat-alat dan bola untuk pemanasan. Bagi para pemain, sesi aktivasi tim digelar jelang makan siang. Sejak saat itu, saya semakin tidak melihat pemain berkeliaran. Fokus mereka sudah 100 persen untuk laga.

Sayangnya, saya tidak dapat mengikuti aktivitas tim secara penuh di hari pertandingan. Media Officer Persija, Kukuh Wahyudi, menjelaskan bahwa tim harus steril saat laga, sesuai permintaan pelatih Mauricio Souza. Saya menerima keputusan itu dan memanfaatkan waktu untuk menjelajahi kota Padang, termasuk mengunjungi Pantai Parkit yang dipenuhi sisa kayu banjir Sumatra. Sore harinya, saya berangkat ke stadion untuk laga yang dimulai pukul 19.00 WIB, ditemani kontributor IDN Times Padang, Halbert Chaniago, dan berkesempatan berkenalan dengan jurnalis lokal.

Popularitas Persija yang Menembus Batas

Satu hal yang paling menarik perhatian saya adalah tingkat keterkenalan Persija di Padang. Setibanya di Bandara Internasional Minangkabau pada Minggu (22/12/2025), banyak warga langsung mengerubungi untuk meminta foto dan tanda tangan dari para pemain. Nama-nama seperti Rizky Ridho, Witan Sulaeman, hingga Dony Tri Pamungkas menjadi sasaran utama berkat status mereka sebagai pemain Timnas Indonesia. Bahkan, para pemain Brasil seperti Maxwell Souza, Allano Lima, dan Alan Cardoso juga memiliki penggemar setia.

Keterkenalan ini berlanjut di hotel, di mana para penggemar setia menunggu para pemain Persija yang akan berangkat dan pulang dari Stadion H. Agus Salim. Di stadion, atmosfer dukungan semakin kental. Bahkan, beberapa penggemar Semen Padang secara diam-diam meminta foto kepada pemain Persija di area mixed zone, sambil berteriak memanggil nama-nama pemain.

Pemandangan paling berkesan terjadi saat perjalanan pulang di pesawat, ketika beberapa ibu-ibu dan anak-anak sekolah memanggil-manggil para pemain Persija, bahkan menyebut nama spesifik: Maxwell Souza. Seorang penggemar bercerita, “Ini anak saya ngefans betul bang, sama Rizky Ridho. Memang, dia senang sama semua pemain Timnas, jadi begitu tahu Persija main di sini, kita kejar.” Penggemar lain menambahkan, “Saya ini memang orang Padang bang, tetapi saya lahir dan besar di Kemayoran. Jadi, saya ini Persija banget. Ini aja saya ke Agus Salim karena Persija yang main.” Ini menunjukkan betapa besarnya Persija di mata masyarakat Padang, bahkan menembus luar Pulau Jawa.

Potensi Juara Super League 2025/26

Laga di Stadion H. Agus Salim berakhir dengan kekalahan Persija 0-1 dari Semen Padang. Sebagai bagian dari rombongan tim, saya merasakan betul kesedihan yang menyelimuti semua elemen tim, terutama karena permainan Persija sebenarnya sudah bagus. Suasana kepulangan ke Jakarta jauh lebih sendu dibandingkan keberangkatan, dengan pertanyaan “Kenapa bisa kalah?” terbersit di benak semua orang.

Namun, dari pengalaman membersamai Persija ke Padang ini, saya memiliki sebuah prediksi. Persija memiliki peluang besar untuk menjuarai Super League 2025/26. Suasana tim mereka begitu cair dan solid. Semua elemen tim tahu kapan harus bercanda dan kapan harus serius, sebuah contoh yang juga ditunjukkan oleh pelatih Mauricio Souza. Bagi saya, seorang asal Bandung, membersamai Persija adalah pengalaman menarik yang membuktikan bahwa terkadang mimpi terwujud bukan dari hal yang kita kagumi, melainkan dari hal yang kita temani dalam keseharian.

Advertisement
Mureks