PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengumumkan bahwa sektor perbankan menjadi kontributor dividen terbesar di pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2025. Total dividen yang didistribusikan mencapai Rp80,34 triliun, menegaskan posisi fundamental perbankan yang solid di tengah dinamika ekonomi global.
Dominasi ini tidak lepas dari kinerja fundamental perbankan yang relatif solid, ditopang oleh stabilitas profitabilitas, permodalan yang kuat, serta kualitas aset yang terjaga. Secara struktural, besarnya kontribusi dividen dari sektor ini juga menegaskan peran bank sebagai jangkar pasar modal domestik.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Bagi investor, konsistensi pembagian dividen memperkuat daya tarik saham perbankan sebagai instrumen berisiko moderat dengan imbal hasil yang relatif stabil. Sementara bagi pasar, kondisi ini membantu menjaga kepercayaan dan aliran dana, terutama di tengah fluktuasi sektor-sektor lain yang lebih sensitif terhadap siklus ekonomi.
Sektor Lain Turut Berkontribusi
Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat, merinci kontribusi dividen dari berbagai sektor. Ia menyebutkan, sektor perbankan jauh melampaui sektor lainnya.
“Selama 2025, sektor financial atau perbankan itu mendistribusikan dividen sebesar Rp80,3 triliun. Kemudian sektor energi, di bawahnya ada sektor energy-coal production itu Rp27 triliun,” ungkap Samsul dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2025 di Gedung BEI Jakarta, Selasa (30/12).
Selain perbankan dan energi-batu bara, beberapa sektor lain juga memberikan kontribusi signifikan:
- Sektor infrastruktur & layanan telekomunikasi terintegrasi: Rp20,18 triliun.
- Perusahaan industri & holding multi sektor: Rp10,48 triliun.
- Sektor infrastruktur & layanan telekomunikasi nirkabel: Rp10,46 triliun.
Tindakan Korporasi dan Pertumbuhan Investor
Sepanjang tahun 2025, Samsul Hidayat juga mengungkapkan bahwa KSEI telah mendistribusikan tindakan korporasi senilai Rp491 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp469 triliun, mencakup total 7.610 tindakan korporasi.
“Dari 7.610 tindakan tersebut, sebagian besar adalah pendistribusian bunga obligasi, kemudian bagi hasil, pelunasan pokok, kemudian pembagian dividen, serta kegiatan lainnya yang KSEI lakukan dalam angka mendistribusikan tindakan korporasi kepada investor,” jelas Samsul.
Lebih lanjut, jumlah investor di pasar modal Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan. Samsul Hidayat menyebutkan bahwa saat ini investor telah tumbuh 36 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebanyak 20,2 juta Single Investor Identification (SID), dibandingkan dengan 14,8 juta SID pada akhir tahun 2024.
“Pertumbuhan ini rasanya bagian dari hasil yang telah dilakukan oleh kita semua dalam memasyarakatkan atau menyebarluaskan manfaat dan fungsi dari pasar modal kepada seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Samsul.






