Pasar otomotif nasional sepanjang tahun 2025 dipastikan tidak akan mencapai target awal, bahkan target revisi yang telah ditetapkan. Data penjualan hingga November 2025 menunjukkan pelemahan signifikan yang sulit dikejar dalam sisa waktu yang ada, mengindikasikan kegagalan menembus angka psikologis 800 ribu unit.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, mengungkapkan bahwa data penjualan sampai dengan November 2025 baru mencapai sekitar 710.000-an unit. “Kalau kita melihat pada data penjualan sampai dengan November tahun 2025, memang sumber data menunjukkan kurang lebih 710.000-an unit yang terjual. Jadi kalau kita melihat pola penjualan setiap bulan, nah ini dari 710.000 ada proses penjualan,” kata Setia Diarta, yang akrab disapa Tata, dalam konferensi pers akhir Tahun 2025 pada Rabu (31/12/2025).
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Dengan tren bulanan yang cenderung melandai, pemerintah menilai target 800 ribu unit semakin sulit diwujudkan. Proyeksi pun direvisi lebih rendah dibandingkan target awal tahun. “Kalau untuk mencapai angka 800.000 sepertinya akan sulit untuk dicapai. Jadi estimasi kami, ini estimasi ya, proyeksinya kurang lebih sekitar 750.000-an unit,” tambah Tata.
Senada dengan pemerintah, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga melihat kondisi pasar yang belum menunjukkan perbaikan signifikan. Ketua Umum Gaikindo, Putu Juli Ardika, menyampaikan bahwa proyeksi internal asosiasi pun masih berada di bawah ekspektasi awal.
“Internal Gaikindo itu baru memproyeksikan bahwa penjualan di tahun 2025 itu sekitar 780 ribu, karena kemarin ada data beberapa data yang masuk. Biar datanya lengkap dulu baru kita membuat pronogsa berikutnya,” jelas Putu Juli Ardika. Ia menambahkan bahwa kondisi pasar saat ini belum cukup kuat untuk disebut optimistis, dengan situasi penjualan yang masih berjalan datar dan penuh kehati-hatian.
“Tapi intinya ya, dengan kondisi yang seperti saat ini, ini memang ya sulitlah mengatakan bahwa itu optimis atau apa, masih so-so saja gitu. Tapi kita masih belum membuat prognosa, mungkin nanti di awal Januari,” ujar Putu. Ia juga menegaskan bahwa proyeksi awal Gaikindo sebesar 850 ribu unit kini telah direvisi turun. “Kalau kemarin proyeksinya itu kan di 850 ribuan, Tapi sekarang pronogsa penjualan sampai akhir tahun itu kira 780 ribu, jadi masih ada penurunan,” pungkasnya.
Tantangan pasar otomotif bukan kali pertama terjadi. Mengingat kembali pada Mei 2020, di tengah puncak pandemi COVID-19, industri otomotif nasional hanya mampu mendistribusikan 3.551 unit mobil baru secara wholesales. Angka ini merosot tajam hingga 95% dibandingkan Mei 2019 yang mencapai 84.109 unit. Banyak pabrikan otomotif menghentikan produksi sementara, menyebabkan distribusi anjlok drastis.
Saat itu, upaya mendongkrak penjualan melalui paket khusus pun terbatas. Rendi, seorang supervisor di Tunas Daihatsu Tebet pada masa itu, menyatakan, “untuk memberikan diskon hanya sesuai parameter dari pusat tidak jor joran sebab ya percuma untuk pembelian kendaraan pun tidak akan bisa mendongkrak penjualan kendaraan saat ini atau akibat pandemi corona.” Namun, memasuki era New Normal di bulan Juni 2020, Rendi mencatat adanya sedikit peningkatan. “Untuk bulan masuk era New Normal ini pengunjung mulai bergeliat, dan karyawan di sini juga sudah mulai masuk dan nerima kunjungan calon pembeli,” katanya.
Dengan realisasi yang kian menjauh dari target, penjualan mobil 2025 praktis dipastikan jeblok dan gagal menembus angka psikologis 800 ribu unit, menandai tahun yang penuh tantangan bagi industri otomotif Indonesia.






