Berita

Kemen PPPA dan Seruni Gelar Bakti Sosial Hari Ibu ke-97 di Muara Angke, Dukung Perempuan Menuju Indonesia Emas 2045

Advertisement

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama Solidaritas Perempuan Untuk Indonesia (Seruni) menggelar Bakti Sosial Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, pada Selasa (16/12). Acara ini dihadiri oleh Ketua Bidang III Seruni sekaligus Penasihat I DWP Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf, bersama masyarakat pesisir rumah apung.

Fatma Saifullah Yusuf menyatakan bahwa bakti sosial ini menjadi momentum penting untuk memastikan perempuan mendapatkan ruang, kesempatan, dan dukungan agar terus berkarya. “Bakti sosial ini sebagai momentum untuk memastikan perempuan mendapatkan ruang, kesempatan, dan dukungan untuk terus berkarya, khususnya perempuan yang bekerja di wilayah pesisir,” kata Fatma dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/12).

Kolaborasi untuk Perempuan Sehat Keluarga Sejahtera

Bakti sosial yang mengusung tema ‘Perempuan Sehat Keluarga Sejahtera, Untuk Indonesia Emas 2045’ ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta berbagai mitra seperti yayasan filantropi, yayasan nirlaba, dan dunia usaha. Rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga 22 Desember 2025 ini mencakup beragam inisiatif.

  • Dialog dengan perempuan pemecah kerang.
  • Penyaluran bantuan sembako dari Yayasan Seruni, Yayasan Rabu Biru, dan PT Astra Internasional untuk 375 kepala keluarga penerima manfaat. Bantuan dari Yayasan Seruni berupa beras seberat 20 kg untuk setiap penerima.
  • Cek kesehatan gratis bagi 100 warga dan 50 ibu hamil, serta pemberian vitamin dan edukasi kesehatan dari Ikatan Bidan Indonesia.
  • Pelatihan tata boga dan tata rias.
  • Edukasi literasi dan dongeng untuk anak-anak melalui mobil pintar PT Askrindo.
  • Pemberdayaan perempuan pesisir melalui edukasi literasi keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), edukasi pemberdayaan masyarakat oleh PT Astra Internasional, serta workshop penggerak keluarga kelompok perempuan nelayan Muara Angke oleh Yayasan Ashoka.

Menerjemahkan Asta Cita Presiden Prabowo

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, dalam arahannya menyampaikan bahwa bakti sosial ini merupakan upaya menerjemahkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Asta Cita tersebut mencakup penguatan pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

“Di Asta Cita ini sudah tertera komitmen pemerintah untuk menguatkan, untuk memberdayakan perempuan-perempuan Indonesia. Salah satunya, pada hari ini kita menerjemahkan Asta Cita tersebut dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Ibu ke-97,” ujar Arifatul.

Arifatul menambahkan, program-program prioritas Presiden seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG), Koperasi Kelurahan/Desa Merah Putih, hingga Sekolah Rakyat, diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk perempuan di wilayah pesisir yang dapat mengakses CKG di fasilitas kesehatan pemerintah.

“Ini adalah jaminan dari pemerintah, layanan dari pemerintah untuk menyapa ibu-ibu semua,” tambahnya.

Tantangan dan Solusi bagi Perempuan Pesisir

Dalam kesempatan yang sama, Arifatul juga berdialog dengan perempuan pemecah kerang yang telah mendapatkan pelatihan dari Yayasan Ashoka. Salah satunya adalah Dwi Junianti, yang berbagi suka duka bekerja sebagai pemecah kerang dengan penghasilan sekitar Rp60 ribu per hari.

Advertisement

“Saya setiap hari ngupas kalau kerangnya lagi kotor itu, 1 blongnya (panci besar) itu Rp25 ribu. Kalau kerangnya lagi bagus, dagingnya banyak itu, ada kenaikan Rp30 ribu. Jadi paling banyak sehari bisa 2 blong, paling sedikit 1 blong,” ungkap Dwi.

Dwi menjelaskan, kendala pekerjaan muncul saat cuaca buruk sehingga nelayan tidak melaut, atau saat banjir melanda rumah apung yang menyebabkan aktivitas terhenti dan masalah kesehatan seperti gatal-gatal.

Rosy, perwakilan ibu-ibu dari wilayah pesisir RT 07, menyoroti masalah pengawasan anak yang kurang optimal saat mereka bekerja memecah kerang. Ia berharap adanya fasilitas belajar dan bermain yang aman dan mudah diakses untuk anak-anak.

“Sembari mereka ngupas, mungkin bisa ada ruang yang aman dan nyaman untuk anak-anak mereka gitu,” ucap Rosy.

Menanggapi tantangan tersebut, Arifatul menjelaskan bahwa bakti sosial ini akan menyediakan berbagai pelatihan pengembangan diri, seperti olahan makanan berbahan dasar ikan dan kerajinan kulit kerang, untuk meningkatkan nilai jual. Terkait masalah kesehatan seperti kaki gatal, ia mengajak para ibu untuk memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas setempat.

“Kalau lagi ngerjain ngupas kulit kerang, kakinya sakit, gatal. Ibu bisa ke puskesmas, karena puskesmas itu gratis Ibu. Jadi ibu jangan ragu, ibu merasa sakit, pusing atau apa, langsung berobat, supaya terdeteksi sejak dini,” kata Arifatul.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan, Ketua Umum Seruni Tri Tito Karnavian dan jajaran Seruni Kabinet Merah Putih, serta Plt. Wakil Wali Kota Jakarta Utara Fredy Setiawan.

Advertisement