Internasional

Kanselir Friedrich Merz Tegaskan Jerman “Tidak Terikat” Hadapi Tantangan Global, Optimis 2026 Kebangkitan

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyampaikan pidato Tahun Baru pertamanya yang disiarkan televisi pada Rabu, 31 Desember 2025, menyoroti serangkaian tantangan besar yang dihadapi Jerman dan dunia. Meski demikian, Merz menyatakan optimisme bahwa tahun 2026 dapat menjadi “tahun awal yang baru” bagi Jerman, menegaskan bahwa “tangan kita tidak terikat” dalam menghadapi dinamika global.

Dalam pidatonya, Merz mengawali dengan mengenang 23 Februari 2025, hari pemilihan umum dini yang mengantarkannya ke kursi Kanselir Jerman, menggantikan Olaf Scholz dan pemerintahan koalisi Sosial Demokrat. “Pada hari itu, Anda, warga negara, menentukan masa depan politik negeri kita. Pemerintah Federal baru dibentuk, yang bertekad mengarahkan Jerman ke jalur yang benar dengan determinasi dan arah yang jelas,” kata Kanselir Merz.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Ia mengakui bahwa tugas tersebut bukanlah “perkara mudah.” Sepanjang tahun 2025, Jerman dan dunia dihadapkan pada tantangan besar. “Sebuah perang mengerikan sedang berkecamuk di Eropa, mengancam langsung kebebasan dan keamanan kita. Ekonomi kita berada di bawah tekanan karena diperlukan adanya reformasi, tingginya biaya, serta konflik perdagangan global. Selain itu, teknologi baru sedang merevolusi dunia kerja dan cara kita hidup bersama,” ujar Merz.

Pembaruan Landasan Kebebasan dan Keamanan

Merz menegaskan bahwa mandat utama pemerintahannya adalah “pembaruan landasan kebebasan, keamanan, dan kemakmuran kita.” Pembaruan ini hanya mungkin “jika kita menjaga perdamaian di Eropa,” mengingat Ukraina memasuki Tahun Baru keempat “dalam kondisi paling sulit.”

Ia menekankan bahwa perang Ukraina bukanlah konflik yang jauh dan tidak terkait dengan Jerman. “Pada akhirnya, kita semakin jelas melihat bahwa agresi Rusia dulu dan sekarang menjadi bagian dari rencana yang ditujukan terhadap seluruh Eropa,” jelasnya. “Jerman juga menghadapi sabotase, spionase, dan serangan siber setiap hari.”

Kanselir dari Partai CDU ini kemudian menyinggung rencana pemerintahannya untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan menerapkan layanan militer sukarela bagi sebagian anak muda, termasuk reformasi konstitusional yang memungkinkan pinjaman lebih besar demi membiayai militer.

Dinamika Hubungan dengan Amerika Serikat

Merz juga menyinggung perubahan hubungan dengan Amerika Serikat (AS), terutama dengan kembalinya Donald Trump menjabat. “Pada saat yang sama, kemitraan kita dengan Amerika Serikat, yang selama ini menjadi penjamin keamanan yang dapat kita diandalkan, sedang berubah,” ujar Merz. “Bagi kita orang Eropa, ini berarti kita harus mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan kita dengan lebih kuat secara mandiri.”

Tantangan Ekonomi dan Reformasi Domestik

Merz, yang memiliki latar belakang hukum korporasi di luar dunia politik, mengeluhkan “kembalinya proteksionisme dalam ekonomi global.” Ia menyoroti bagaimana “Ketergantungan strategis Jerman pada bahan baku semakin digunakan sebagai alat politik melawan kepentingan kita,” yang berdampak khusus pada Jerman sebagai negara eksportir dan mengisyaratkan masalah fiskal bagi industri besar seperti produsen mobil.

Pemerintahannya berupaya memberikan keringanan di bidang perpajakan, harga energi, dan pengurangan birokrasi. Namun, Merz juga mengakui bahwa “tumpukan reformasi domestik yang tertunda menghambat potensi perusahaan-perusahaan kita,” tepat pada saat kreativitas dan inovasi ekonomi sangat diperlukan untuk menghadapi tekanan global. Ia memperingatkan bahwa semakin sulit bagi perusahaan Jerman untuk bersaing secara internasional, menyiratkan bahwa sebagian kesalahan juga berada di Brussels, ibu kota de facto Uni Eropa. “Kami secara konsisten mengurangi birokrasi dan menempatkan promosi daya saing di urutan teratas agenda politik,” jelasnya mengenai upaya pemerintahannya dalam negosiasi di tingkat UE.

Isu Pensiun, Demografi, dan Migrasi

Kanselir Merz juga menyinggung populasi yang menua di Jerman, dengan “generasi baby boomers kini akan memulai masa pensiun yang pantas mereka dapatkan.” Ia mengatakan bahwa pada tahun 2026, akan sangat penting “untuk menciptakan keseimbangan baru dalam sistem jaminan sosial Jerman,” dengan mempertimbangkan kepentingan semua generasi “secara adil.”

Dalam pidatonya, Merz juga menyoroti isu migrasi. Pemerintahannya berupaya membuka jalur baru untuk migrasi legal, sambil menutup jalur ilegal dan tidak tertib. “Bagi kami, kemanusiaan dan ketertiban adalah dua sisi mata uang yang sama,” paparnya.

Optimisme untuk 2026

Merz menyinggung kekecewaan publik terhadap konflik internal koalisi pemerintah dan kesulitan dalam menerapkan beberapa reformasi unggulan. Ia mengakui bahwa banyak orang merasa pencapaian pemerintah hingga saat ini “belum cukup.” “Kemudian, saya ingin mengatakan kepada Anda bahwa Anda benar! Itu tidak cukup,” tegas Merz. Namun, ia berargumen bahwa pekerjaan telah dimulai dan yakin Jerman “akan menuai manfaat dari reformasi tersebut, meskipun membutuhkan waktu.”

Tahun 2026, menurut Merz, dapat menjadi “tahun awal yang baru,” jika Jerman dan Eropa “kembali terhubung dengan puluhan tahun perdamaian, kebebasan, dan kemakmuran.” Ia mengatakan bahwa berbagai perkembangan geopolitik, ekonomi, dan teknologi memang mewakili “perubahan zaman,” tetapi menegaskan bahwa Jerman harus mengatasi tantangan tersebut dengan kekuatan sendiri. “Kita bukan korban keadaan eksternal. Kita tidak berada di bawah belas kasihan kekuatan besar. Tangan kita tidak terikat,” pungkas Merz.

Mureks