Teknologi

Kaleidoskop Teknologi Oktober 2025: Dari ‘Perang’ Chipset, Hujan Meteor, hingga Sistem Imigrasi ‘All Indonesia’

Oktober 2025 menjadi bulan yang penuh dinamika di ranah teknologi dan sains. Berbagai inovasi dan fenomena menarik perhatian publik, mulai dari persaingan ketat di pasar chipset, peluncuran sistem terintegrasi untuk imigrasi, hingga penampakan hujan meteor yang memukau.

Di tengah hiruk pikuk tersebut, kehadiran iPhone Air sebagai ponsel tertipis Apple justru mencatat penjualan yang kurang memuaskan. Berikut adalah rangkuman peristiwa penting yang terjadi sepanjang Oktober 2025.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

‘Perang’ Chipset Panas di Pasar Global dan Indonesia

Persaingan di industri chipset semakin memanas pada Oktober 2025. MediaTek Dimensity 9500 resmi disematkan pada ponsel Vivo X300 Pro yang diluncurkan di China. Chipset ini sendiri telah dirilis pada September 2025.

Huang Tao, Vice President of Product at Vivo, dalam acara peluncuran di Shanghai, China, Senin (13/10/2025), menyatakan, “Lebih dari tujuh tahun Vivo dan MediaTek bekerjasama tanpa batasan. Hari ini kami mengumumkan, Vivo menjadi pertama menggunakan Dimensity 9500 di Vivo X300 Series.”

Tak mau kalah, Qualcomm juga membawa prosesor andalannya, Snapdragon 8 Elite Gen 5, ke Indonesia setelah diumumkan secara global di Snapdragon Summit 2025 di Hawaii. Chip generasi terbaru ini menjanjikan lompatan besar dalam performa, efisiensi daya, dan kecerdasan buatan langsung di perangkat (on-device AI).

Dominikus Susanto, Senior Manager, Business Development Qualcomm Indonesia, dalam acara di Jakarta, Kamis (9/10/2025), menjelaskan, “Kami melihat transformasi digital di Indonesia semakin matang, terutama dengan meningkatnya adopsi AI di perangkat mobile dan PC.” Ia menambahkan, “Melalui Snapdragon 8 Elite Gen 5, Qualcomm siap menyediakan solusi teknologi yang relevan, efisien, dan siap pakai bagi industri lokal — dengan performa AI tercepat di dunia dan efisiensi daya terbaik di kelasnya.”

Fenomena Astronomi: Purnama, Hujan Meteor Draconid dan Orionid

Bulan Oktober juga menyuguhkan sederet fenomena astronomi yang dapat diamati. Pada 7 Oktober, terjadi Purnama Hunter’s Moon, yang bersamaan dengan hujan meteor Draconid.

Draconid merupakan hujan meteor minor yang hanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam. Fenomena ini disebabkan oleh butiran debu yang tertinggal dari komet 21P Giacobini-Zinner, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1900.

Selanjutnya, pada 21 Oktober, terjadi bulan baru. Namun, yang paling dinanti adalah Hujan Meteor Orionid. Orionid adalah hujan meteor rata-rata yang menghasilkan hingga 20 meteor per jam pada puncaknya. Hujan ini dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh komet Halley, yang telah dikenal dan diamati sejak zaman kuno.

Hujan meteor Orionid berlangsung setiap tahun dari 2 Oktober hingga 7 November, dengan puncak penampakan pada malam 21 Oktober dan pagi hari 22 Oktober 2025, yang disebut sebagai tahun yang sangat baik untuk Orionid.

Sistem ‘All Indonesia’ Imigrasi Diberlakukan Nasional

Mulai 1 Oktober 2025, Pemerintah secara resmi memberlakukan sistem ‘All Indonesia’ secara nasional di seluruh bandara dan pelabuhan penumpang internasional, serta Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

Peluncuran aplikasi All Indonesia dilakukan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta pada Rabu, 1 Oktober 2025. Platform layanan digital terintegrasi ini merupakan hasil sinergi antara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Kesehatan, serta Badan Karantina Indonesia.

Melalui aplikasi ini, penumpang kini dapat mengisi kartu kedatangan (Electronic Customs Declaration/E-CD) secara daring sebelum tiba di Indonesia. Sistem ‘All Indonesia’ dapat diunduh melalui aplikasi di Play Store dan App Store, atau diakses langsung melalui alamat domain resmi allindonesia.imigrasi.go.id.

iPhone Air Lesu di Pasaran Meski Menarik Perhatian

Meskipun menarik perhatian publik, penjualan iPhone Air dilaporkan kurang memuaskan. Perkiraan analis menunjukkan penjualan iPhone secara keseluruhan melonjak tinggi, terutama untuk iPhone 17 versi standar yang kini dibekali chip tercepat dan layar dengan refresh rate lebih tinggi, serta iPhone 17 Pro dengan rangka aluminium dan daya tahan baterai yang lebih baik.

Namun, model terbaru, iPhone Air, tampaknya belum terlalu laku. “Beberapa laporan menyoroti kenaikan penjualan iPhone 17 Air yang lebih lemah dari perkiraan awal,” tulis analis Wells Fargo, Aaron Rakers, seperti dikutip dari CNBC.

Situasi ini bukan hal baru bagi Apple. Sejak beralih ke empat model iPhone pada tahun 2020, Apple terus mengalami kesulitan dengan penjualan model keempat, yang selalu tertinggal dari iPhone dasar dan seri Pro. Sejak 2020, Apple telah mencoba berbagai strategi, mulai dari mengganti iPhone Mini menjadi Plus dengan layar lebih besar, dan kemudian mencoba peruntungan dengan model Air.

Mureks