Tren

Kadishub Jatim: “Kepadatan Lalu Lintas Malang Raya Luar Biasa, One Way Jadi Alternatif Terakhir”

Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur telah menyiapkan sejumlah skema rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Kawasan Malang Raya, meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, menjadi fokus utama penanganan karena diprediksi akan kembali menjadi destinasi favorit wisatawan.

Kepala Dishub Jatim, Nyono, mengungkapkan bahwa dari sekitar 119 juta pergerakan nasional arus orang selama masa libur Nataru 2025, sebanyak 16,8 juta orang masuk ke Jawa Timur, sementara 14,1 juta orang keluar.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Nyono menyoroti kepadatan lalu lintas di Malang Raya yang sudah terjadi sejak menjelang Natal. “Arus wisatawan didominasi ke arah Malang, Malang Selatan dan Batu. Angka pastinya belum ada tapi kepadatan lalu-lintas di wilayah Malang Raya ini memang luar biasa sejak menjelang Natal. Yang kami waspadai lonjakan tanggal 31 (Desember),” ujarnya di Surabaya, Selasa (30/12).

Skema Rekayasa Lalu Lintas

Untuk mengurai kepadatan yang didominasi kendaraan pribadi, Dishub Jatim akan menerapkan pengaturan waktu lampu lalu lintas (traffic light) dan skenario arus satu arah (one way).

Nyono menjelaskan bahwa penerapan one way akan menjadi opsi terakhir. “Kalau terlalu banyak yang ke arah Kota Malang atau Kota Batu, nanti kita buat “One Way” (satu arah), namun itu diskresi Lantas setempat. Tapi ini alternatif terakhir karena banyak masyarakat yang berkepentingan di jalur itu,” paparnya.

Selain itu, Dishub Jatim juga telah menginstruksikan dinas perhubungan di tingkat kabupaten/kota untuk menyesuaikan durasi lampu lalu lintas. “Kami juga sudah instruksikan ke dinas perhubungan kabupaten/kota untuk menyesuaikan merah-kuning-hijau (traffic light) yang menuju daerah wisata, waktu lampu hijaunya diperpanjang. Dan arus balik juga kita sesuaikan lagi, hijaunya lebih lama,” imbuhnya.

Peringatan Cuaca Ekstrem untuk Wisatawan

Nyono juga mengimbau wisatawan yang berencana mengunjungi pantai di pesisir Malang Selatan dan lokasi arung jeram untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.

“Pantai biasanya kalau cuaca hujan disertai dengan gelombang tinggi. Himbauannya agar masyarakat jangan terlalu jauh dari pengawasan petugas di tepi pantai. Begitu juga dengan wisata arung jeram harus mengikuti rambu-rambu karena potensi lonjakan arus dari hulu jika hujan deras,” pungkas Nyono.

Mureks