Nasional

Jalan Rusak Bekas Galian di Duren Sawit Ancam Keselamatan Pengendara, Warga Desak Perbaikan

Jalan Kelurahan Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur, kini jauh dari kata mulus. Aspal di sepanjang jalur tersebut mengalami kerusakan parah, menyisakan lubang dan permukaan jalan yang tidak rata akibat bekas galian. Kondisi ini telah berlangsung lama dan dikeluhkan warga karena membahayakan pengendara, terutama sepeda motor.

Pantauan di lokasi pada Selasa (30/12/2025) menunjukkan setidaknya ada sekitar lima titik kerusakan jalan akibat bekas galian. Dua di antaranya terlihat cukup dalam dan mencolok. Meskipun bukan jalur utama berskala besar, jalan ini menjadi alur kendaraan yang nyaris tak pernah sepi, dilalui mulai dari sepeda motor hingga mobil boks besar.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Kondisi Rusak Bertahun-tahun, Ancam Keselamatan

Siti (38), salah seorang warga sekitar, mengungkapkan bahwa kondisi jalan rusak ini sudah berlangsung sangat lama. Ia bahkan kesulitan mengingat kapan tepatnya bekas galian tersebut pertama kali muncul.

“Wah, itu udah lama. Berapa tahun ya tapi saya lupa. jalannya dari dulu bekas galian tapi nggak pernah benar-benar dibenerin,” kata Siti saat ditemui di lokasi, Selasa (30/12).

Menurut Siti, meskipun area tersebut jarang tergenang banjir, hujan justru menghadirkan risiko lain yang tak kalah berbahaya bagi pengendara.

“Kalo hujan ya di sini sih sebenernya nggak banjiran. Cuma ya lubangnya kadang ketutup air, jadi kelihatan kayak rata padahal dalam. Licin juga, motor sering goyang,” ungkapnya.

Ia juga mengaku pernah menyaksikan langsung kecelakaan ringan yang disebabkan oleh kondisi jalan tersebut.

“Pernah. Nggak sering banget sih, tapi ada satu-dua kali saya lihat motor jatuh. Biasanya pas rame atau pas hujan,” tutur Siti, menambahkan bahwa pengendara sepeda motor menjadi pihak yang paling rentan terdampak. “Paling motor sih. Soalnya kalau mobil masih bisa pelan, tapi motor kan rawan, apalagi kalo jalannya lagi sempit dan ramai.”

Risiko semakin meningkat pada malam hari karena minimnya visibilitas. “Nah kalo malam tuh kurang aman. Jadi lubangnya nggak kelihatan. Yang di sebelah sana itu lubangnya lumayan gede, kalo nggak hafal jalan bisa kaget,” jelas Siti.

Bekas Galian Pipa yang Tak Tuntas

Sutardjo (76), warga yang telah menetap di kawasan tersebut sejak 2006, mengonfirmasi bahwa kerusakan jalan berasal dari proyek galian pipa. Ia menyebut proyek tersebut sudah cukup lama selesai, namun hasil perbaikannya tidak bertahan lama.

“Sudah lama, galian. Saluran itu, pipa. Iya, tadinya dipelur, tapi amblas lagi. Jadi kurang penuh apa gimana. Proyeknya sih nggak lama,” kata Sutardjo.

Senada dengan Siti, Sutardjo berharap jalan tersebut dapat segera diperbaiki demi keamanan warga. “Diperbaiki, mau, mau, ada harapan. Mudah-mudahan jadi orang jalan kaki nggak jatuh, terpeleset,” ujarnya.

Wahidin (56), seorang pedagang bubur kacang hijau di sekitar lokasi, menduga kerusakan jalan juga dipengaruhi oleh kualitas pengerjaan pasca-galian yang kurang maksimal. Ia memperkirakan galian dilakukan sekitar tahun 2022 atau 2023.

“Galiannya itu setelah Corona. 2023 kalau nggak salah, atau 2022,” kata Wahidin. “Dibenerin, cuma kan namanya orang galian begitu mungkin asal-asalan kali ya. Nggak begitu memuaskan lah.”

Wahidin menduga cara pemadatan tanah yang tidak standar menjadi penyebab utama jalan kembali amblas, terutama karena sering dilalui kendaraan berat.

“Cara pemadatannya itu ya mungkin nggak begitu standar stabil gitulah. Asal yang penting rapi. Dulunya mah rapi, karena mungkin tanah nggak begitu padat, kena kendaraan mobil berat, akhirnya kan amblas, akhirnya kan retak lagi kayak gitu,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa retakan dan amblas tersebut sudah dibiarkan cukup lama. “Sudah lama. Retak kayak gini dibiarin saja,” katanya.

Meskipun belum mendengar laporan kecelakaan serius, Wahidin mengakui lubang tersebut berpotensi membahayakan, terutama pada malam hari. “Kalau masalah itu ya saya nggak tahu namanya musibah ya. Saya belum dengar sih, paling musibah kalau mobil mau masuk (bannya agak terperosok). Kalau itu (jatuh) kayaknya nggak ada, nggak tahu kalau malam,” ungkap Wahidin.

Di tengah padatnya lalu lintas dan aktivitas warga, Jalan Kelurahan Raya Duren Sawit masih menanti perhatian serius dari pihak berwenang. Bagi warga, perbaikan bukan sekadar soal estetika, melainkan jaminan rasa aman dalam beraktivitas sehari-hari.

Mureks