Awal Januari 2026 mendatang akan bertepatan dengan bulan Rajab 1447 Hijriah, salah satu bulan mulia dalam kalender Islam yang penuh keberkahan. Umat Islam dianjurkan untuk mengisi bulan tersebut dengan berbagai amalan saleh, termasuk puasa Ayyamul Bidh.
Puasa Ayyamul Bidh, yang berarti puasa hari-hari putih, merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Pelaksanaannya jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Kamariah. Namun, untuk Januari 2026, terdapat sedikit perbedaan penetapan tanggal antara Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU).
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Dalil mengenai anjuran puasa tiga hari setiap bulan bersandar pada hadits shahih dari Abu Hurairah RA. Dalam Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi disebutkan, Rasulullah SAW bersabda,
“Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha, dan salat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW secara spesifik menganjurkan pelaksanaannya pada pertengahan bulan, “Apabila kau berpuasa tiga hari dalam suatu bulan, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14 dan 15.” (HR at-Tirmidzi, ia menilai hasan).
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Januari 2026
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 dan 2026 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, 1 Rajab 1447 H jatuh pada Minggu, 21 Desember 2025. Dengan demikian, jadwal puasa Ayyamul Bidh versi Kemenag adalah:
- 13 Rajab 1447 H: Jumat, 2 Januari 2026
- 14 Rajab 1447 H: Sabtu, 3 Januari 2026
- 15 Rajab 1447 H: Minggu, 4 Januari 2026
Sementara itu, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menetapkan 1 Rajab 1447 H jatuh pada Senin, 22 Desember 2025, atau sehari lebih lambat dari kalender pemerintah. Oleh karena itu, jadwal puasa Ayyamul Bidh Rajab/Januari 2026 menurut LF PBNU adalah:
- 13 Rajab 1447 H: Sabtu, 3 Januari 2026
- 14 Rajab 1447 H: Minggu, 4 Januari 2026
- 15 Rajab 1447 H: Senin, 5 Januari 2026
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh
Sebelum memulai puasa Ayyamul Bidh, umat Islam dianjurkan untuk membaca niat. Niat puasa sunnah ini dapat dilakukan pada malam hari hingga pagi, selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Hal ini sesuai dengan pandangan mayoritas ulama.
Berikut adalah bacaan niat puasa Ayyamul Bidh yang dikutip dari Buku Pintar Agama Islam Panduan Lengkap Berislam Secara Kafah karya Abu Aunillah Al-Baijury:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyaamil baidhi sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Sengaja saya berpuasa sunnah Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ayyamul Bidh
Pada dasarnya, tata cara pelaksanaan puasa sunnah Ayyamul Bidh tidak jauh berbeda dengan puasa wajib Ramadan. Perbedaan utamanya hanya terletak pada niat yang dipanjatkan.
-
Berniat Puasa karena Allah SWT
Niat adalah pondasi setiap ibadah. Untuk puasa Ayyamul Bidh, niat harus dibaca sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, dengan tujuan semata-mata karena Allah SWT.
-
Melaksanakan Sahur
Sahur sangat dianjurkan untuk memberikan kekuatan selama berpuasa. Rasulullah SAW bersabda, “Bersahurlah, karena dalam sahur terdapat berkah.” (HR Bukhari). Meskipun hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma, sahur tetap memiliki keberkahan.
-
Menjalankan Puasa Seharian Penuh
Puasa dijalankan dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
-
Menjaga Perilaku Selama Berpuasa
Selama berpuasa, umat Islam diperintahkan untuk menjaga sikap dan ucapan dari hal-hal yang tidak bermanfaat atau buruk, seperti berkata kasar, bergunjing, atau perbuatan lain yang dapat mengurangi pahala puasa.
-
Memperbanyak Amalan Saleh
Selain menahan diri, puasa juga menjadi momentum untuk memperbanyak amalan saleh. Ini bisa berupa membaca Al-Qur’an, melaksanakan salat sunnah, bersedekah, berdzikir, dan amalan sunnah lainnya.
-
Menyegerakan Berbuka Puasa
Ketika waktu berbuka tiba, umat Islam disunnahkan untuk segera membatalkan puasa. Rasulullah SAW menjelaskan, “Manusia tetap berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR Ibnu Majah, shahih menurut Al-Albani).
-
Membaca Doa Berbuka Puasa
Saat membatalkan puasa, cukup dengan minum dan membaca basmalah. Setelah rasa haus hilang, dianjurkan membaca doa berbuka puasa sesuai sunnah Rasulullah SAW:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
Artinya: “Rasa haus telah hilang, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insyaallah.”






