Pemerintah India mengumumkan perekonomian nasionalnya kini menempati posisi keempat terbesar di dunia, melampaui Jepang. Klaim ini disampaikan dalam tinjauan ekonomi akhir tahun yang dirilis pada Senin malam, 29 Desember 2025.
Dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai US$4,18 triliun, India optimistis dapat menyalip Jerman dan menduduki peringkat ketiga global dalam kurun waktu dua setengah hingga tiga tahun mendatang, asalkan tren pertumbuhan saat ini dapat dipertahankan.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Dalam catatan pengarahan ekonomi pemerintah yang dikutip AFP, disebutkan bahwa “India termasuk di antara negara dengan pertumbuhan ekonomi utama tercepat di dunia dan berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan momentum ini.”
Dokumen tersebut lebih lanjut merinci, “Dengan PDB senilai US$4,18 triliun, India telah melampaui Jepang untuk menjadi ekonomi terbesar keempat dunia, dan siap menyingkirkan Jerman dari peringkat ketiga dalam dua setengah hingga tiga tahun ke depan, dengan proyeksi PDB mencapai US$7,3 triliun pada 2030.”
Namun, pengakuan resmi atas perubahan peringkat ekonomi global ini masih menanti rilis data final PDB tahunan pada 2026. Dana Moneter Internasional (IMF) sendiri memiliki proyeksi yang sedikit berbeda, memperkirakan India baru akan benar-benar melampaui Jepang pada tahun depan. Proyeksi IMF untuk 2026 menempatkan ekonomi India di angka US$4,51 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan Jepang yang diperkirakan berada di level US$4,46 triliun.
Tantangan dan Proyeksi Ekonomi India
Optimisme New Delhi ini muncul di tengah kekhawatiran ekonomi global dan tekanan eksternal. Pada Agustus lalu, Washington memberlakukan tarif besar terhadap India terkait pembelian minyak Rusia. Langkah ini sempat memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Meski demikian, pemerintah India menilai laju pertumbuhan yang berlanjut menunjukkan “ketahanan” ekonomi nasional di tengah ketidakpastian perdagangan global yang masih berlangsung.
Namun, indikator lain memberikan gambaran yang lebih kompleks terkait kekuatan ekonomi India. Dari sisi demografi, India memang telah melampaui China sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia pada 2023.
Akan tetapi, kekuatan ekonomi tersebut belum sepenuhnya tercermin dalam kesejahteraan per kapita. Menurut data terbaru Bank Dunia, PDB per kapita India pada 2024 berada di level US$2.694. Angka ini sekitar 12 kali lebih kecil dibandingkan Jepang yang mencapai US$32.487, dan bahkan 20 kali lebih rendah dari Jerman dengan US$56.103.
Tantangan demografi juga menjadi sorotan utama. Lebih dari seperempat dari total 1,4 miliar penduduk India berusia antara 10 hingga 26 tahun, berdasarkan data pemerintah. Di saat yang sama, India masih kesulitan menciptakan lapangan kerja bergaji layak bagi jutaan lulusan muda yang memasuki pasar tenaga kerja setiap tahunnya.
“Sebagai salah satu negara dengan populasi termuda di dunia, kisah pertumbuhan India dibentuk oleh kemampuannya menciptakan lapangan kerja berkualitas yang mampu menyerap tenaga kerja yang terus bertambah secara produktif serta menghadirkan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” demikian catatan ekonomi tersebut.
Sepanjang tahun ini, Perdana Menteri Narendra Modi meluncurkan serangkaian kebijakan untuk mendorong perekonomian, termasuk pemangkasan besar pajak konsumsi dan reformasi undang-undang ketenagakerjaan. Langkah-langkah itu diambil setelah pertumbuhan ekonomi India menyentuh titik terendah dalam empat tahun pada periode 12 bulan yang berakhir 31 Maret.
Di pasar keuangan, tekanan juga masih terasa. Nilai tukar rupee India sempat menyentuh rekor terendah terhadap dolar AS pada awal Desember, setelah melemah sekitar lima persen sepanjang 2025. Pelemahan tersebut dipicu kekhawatiran berkelanjutan terkait belum tercapainya kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat serta dampak tarif terhadap ekspor barang-barang India.
India sebelumnya naik ke posisi kelima ekonomi terbesar dunia pada 2022, ketika PDB-nya melampaui Inggris, bekas penguasa kolonialnya, menurut data IMF.






