Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (23/12/2025), dengan koreksi signifikan. Indeks ditutup turun 31,65 poin atau terkoreksi 0,37% ke level 8.614,19.
Pergerakan pasar menunjukkan dominasi saham yang melemah, dengan 348 saham turun, sementara 301 saham menguat, dan 154 saham tidak bergerak. Total nilai transaksi mencapai Rp 14,55 triliun, melibatkan 23,09 miliar saham dalam 1,75 juta kali transaksi.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Sektor Keuangan dan Kesehatan Pimpin Pelemahan
Mayoritas sektor perdagangan mencatatkan pelemahan, dengan koreksi terbesar terlihat pada sektor finansial dan kesehatan. Sebaliknya, hanya sektor barang baku, industri, dan konsumer non-primer yang berhasil menguat tipis.
Emiten-emiten perbankan kembali menjadi penekan utama kinerja IHSG. Saham Bank Central Asia (BBCA) tercatat turun 1,53% menjadi Rp 8.050 per saham, berkontribusi atas pelemahan indeks sebesar 11,83 poin. Selain BBCA, saham-saham lain yang turut menjadi pemberat IHSG meliputi Bank Mandiri (BMRI), Astra International (ASII), Amman Mineral Internasional (AMMN), dan Telkom Indonesia (TLKM).
Fokus Pasar pada Data Ekonomi Global dan Kesepakatan Dagang AS-Indonesia
Pelaku pasar pada Selasa (23/12/2025) ini mengalihkan fokus pada data ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat (AS), serta mencermati respons lanjutan dari data ekonomi China terkait suku bunga dan jumlah uang beredar di Indonesia yang rilis kemarin.
Dari dalam negeri, sentimen positif diharapkan datang dari konferensi pers kesepakatan dagang antara AS dan Indonesia yang dijadwalkan hari ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Duta Besar RI untuk AS Dwisuryo Indroyono Soesilo akan menggelar konferensi pers terkait kesepakatan dagang AS-China. Konferensi pers ini telah dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB.
Konferensi pers tersebut diharapkan dapat menjawab isu yang menyebut AS akan menghentikan kesepakatan dagang yang telah ditandatangani pada Juli 2025. Kesepakatan dagang ini merupakan kunci penting bagi kenaikan atau penurunan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, dengan dampak besar pada ekspor, lapangan kerja, investasi, hingga pertumbuhan ekonomi nasional.
Perlambatan Ekonomi AS dan Skenario Soft Landing
Sorotan utama investor global juga tertuju pada rilis final Pertumbuhan Ekonomi (GDP) AS untuk kuartal III-2025 yang diumumkan hari ini. Konsensus pasar memproyeksikan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh melambat ke level 3,2%, turun dari estimasi sebelumnya yang berada di angka 3,8%.
Dalam konteks normal, perlambatan ekonomi seringkali dianggap kabar buruk. Namun, saat ini, angka 3,2% justru menjadi sinyal yang dinanti pasar. Perlambatan yang terukur ini, dikombinasikan dengan inflasi yang sudah jinak di 2,7%, mengonfirmasi bahwa skenario soft landing sedang berjalan mulus. Ekonomi AS mendingin cukup untuk menekan inflasi, namun tetap tumbuh cukup kuat untuk menghindari resesi. Kondisi ini memberikan peluang bagi The Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga secara agresif tanpa keraguan.
Pasar Saham Asia-Pasifik Menguat, Wall Street Positif
Sementara itu, pasar saham Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa (23/12/2025), menyusul penguatan indeks utama Wall Street tadi malam yang didorong oleh saham-saham yang terekspos kecerdasan buatan (AI).
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,46% pada perdagangan awal, menuju kenaikan hari keempat berturut-turut. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,18%, sementara indeks Topix yang lebih luas mencatatkan kenaikan yang lebih besar sebesar 0,37%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,32%, dengan indeks Kosdaq untuk saham berkapitalisasi kecil naik 0,21%. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.909, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 25.801,77.
Di Asia Tenggara, Singapura akan merilis data inflasi bulan November, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tingkat inflasi negara kota tersebut akan naik ke level tertinggi pada tahun 2025.
Semalam di AS, S&P 500 naik 0,64%, mencatat kenaikan positif untuk hari ketiga berturut-turut. Dow Jones Industrial Average naik 0,47%, dan Nasdaq Composite naik 0,52%.






