Harga minyak dunia melonjak pada perdagangan awal Asia, Senin (22/12/2025), setelah laporan menyebut Amerika Serikat (AS) tengah mengejar kapal tanker minyak Venezuela ketiga. Kenaikan harga juga dipicu potensi peningkatan ketegangan antara Israel dan Iran.
Kontrak berjangka minyak Brent untuk pengiriman Februari naik 0,6 persen menjadi USD60,85 per barel. Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,6 persen menjadi USD56,86 per barel, seperti dilansir dari Investing.com.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Kenaikan ini membalikkan tren penurunan harga minyak selama dua minggu berturut-turut. Sebelumnya, harga tertekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan pada tahun 2026 dan prospek kembalinya pasokan Rusia ke pasar di tengah pembicaraan damai perang Ukraina.
Namun, prospek gangguan pasokan yang lebih besar dari Venezuela akibat tindakan AS kini mengimbangi kekhawatiran tersebut.
AS Perketat Sanksi terhadap Venezuela
Sejumlah laporan pada Minggu malam dan Senin pagi menyebut AS sedang mengejar kapal tanker minyak Venezuela lainnya, menandai operasi ketiga dalam waktu kurang dari dua minggu. Tindakan ini menyusul penyitaan kapal tanker kedua pada akhir pekan lalu oleh Washington.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memperkeras retorikanya terhadap Venezuela dalam beberapa pekan terakhir. Washington menuduh negara tersebut mendanai aliran narkoba ilegal dan penjahat ke wilayah AS.
Pekan lalu, Presiden Trump mengumumkan blokade terhadap semua kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang masuk dan keluar Venezuela. Langkah tegas AS ini berpotensi mengganggu aliran minyak dari Venezuela, yang dapat menyebabkan gangguan signifikan pada pasokan minyak global.
Venezuela sendiri memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia dan merupakan produsen minyak mentah terbesar ke-12, menurut data dari situs statistik Worldometer.
Ketegangan Timur Tengah Memicu Kekhawatiran
Kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga turut mendorong harga minyak. Laporan akhir pekan menyebut Israel berencana untuk memberi pengarahan kepada AS mengenai potensi serangan baru terhadap Iran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan Presiden Trump pada akhir Desember. Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu diperkirakan akan mendesak tindakan lebih lanjut terhadap Iran terkait kekhawatiran atas rudal balistik dan program nuklir Teheran.
Peningkatan ketegangan di Timur Tengah berpotensi mengganggu produksi minyak di kawasan tersebut, meskipun masih belum jelas apakah rencana tindakan lebih lanjut terhadap Iran akan benar-benar dilanjutkan.






