Keuangan

Harga Emas Dunia Diprediksi Menguat, Ibrahim Assuaibi Waspadai Koreksi Pasar Global

Advertisement

Harga emas dunia diproyeksikan masih memiliki potensi penguatan pada pekan depan, Minggu (21/12/2025). Namun, pengamat pasar komoditas Ibrahim Assuaibi mengingatkan adanya kemungkinan koreksi harga di tengah dinamika pasar global yang kompleks.

“Apabila harga emas dunia turun di support pertama adalah US$ 4.291 per troy ons. Kemudian support kedua di US$ 4.256 per troy ons,” kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta. Ia menambahkan, “Kalau seandainya harga emas dunia mengalami penguatan resisten pertama di US$ 4.378 (per troy ons).”

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Dinamika Kebijakan Moneter dan Data Ekonomi AS

Ibrahim menjelaskan, fluktuasi harga emas sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan politik global. Salah satu faktor utama adalah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Bank sentral tersebut diantisipasi akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan yang dijadwalkan pada Januari 2026 mendatang.

Namun, para ekonom menyikapi rencana penurunan suku bunga ini dengan kehati-hatian. “Para ekonom memperingatkan bahwa penutupan pemerintahan AS selama 43 hari dapat mendistorsi beberapa data yang dikumpulkan misalnya tenaga kerja, pengangguran, dan inflasi. Artinya apa? para ekonom masih sangat berhati-hati untuk membahas penurunan suku bunga,” ujar Ibrahim.

Advertisement

Ia juga menyoroti adanya perbedaan pandangan di antara gubernur bank sentral Amerika. “Di sisi lain pernyataan-pernyataan dari gubernur bank sentral Amerika juga masih membahas tentang penurunan suku bunga, walaupun ada perbedaan antara mempertahankan atau menurunkan,” tambahnya.

Ketegangan Geopolitik Global Dorong Harga Emas

Selain kebijakan The Fed, ketegangan geopolitik di berbagai kawasan turut menjadi pendorong harga emas. Ibrahim menyebutkan bahwa konflik di Timur Tengah, Eropa Timur, hingga Selat Karibia berpotensi mendongkrak harga emas dunia hingga mencapai US$ 4.415 per troy ons.

  • Timur Tengah: Israel dilaporkan berencana melancarkan serangan militer baru terhadap Iran, memicu kekhawatiran eskalasi konflik di kawasan tersebut.
  • Eropa Timur: Perselisihan antara Rusia dan Ukraina terkait isu wilayah yang dapat dikuasai masih belum mereda, menciptakan ketidakpastian politik yang berkelanjutan.
  • Selat Karibia: Ketegangan meningkat antara Amerika Serikat dan Venezuela. Presiden AS Donald Trump terus menekan pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, bahkan AS telah menahan kapal tanker minyak dari negara tersebut.
  • Laut Asia Timur: Amerika Serikat memberikan bantuan persenjataan kepada Taiwan. Ibrahim menyoroti, “Artinya Taiwan sudah dipersiapkan perang di tahun 2026,” mengindikasikan potensi konflik di wilayah strategis tersebut.

Berbagai faktor geopolitik dan ekonomi ini secara kolektif menciptakan lingkungan pasar yang volatil, di mana emas seringkali menjadi aset pilihan saat investor mencari perlindungan nilai.

Advertisement
Mureks