Detroit – Ford Motor Company secara signifikan mengubah haluan bisnisnya. Pabrikan otomotif asal Amerika Serikat ini kini secara sadar menarik diri dari segmen mobil kecil berharga terjangkau, sebuah lini yang telah menjadi bagian portofolionya selama puluhan tahun. Ford memilih untuk fokus pada ‘produk emosional’ seperti Mustang dan Bronco, serta lini truk pikap yang memang menjadi kekuatan utamanya, alih-alih mengejar volume penjualan massal.
Perubahan strategi ini bukan tanpa alasan. CEO Ford, Jim Farley, mengungkapkan bahwa keputusan tersebut didasari ketidakmampuan Ford bersaing dalam biaya produksi dengan merek-merek Asia seperti Toyota dan Hyundai-Kia.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Dalam wawancara dengan media Argentina La Nación, Farley mengakui bahwa ambisi Ford untuk menjadi produsen kendaraan lengkap, mulai dari mobil murah seperti Fiesta dan Focus hingga model performa tinggi, kini tidak lagi relevan secara finansial.
“Menjadi produsen full-line adalah momen spiritual bagi Ford, tetapi saya belajar banyak karena mungkin itu sebuah kesalahan,” ujar Farley, dikutip dari Carscoop.
Farley juga menyoroti visi Ford di Amerika Serikat yang serupa dengan pendekatan di Amerika Latin, yakni menghadirkan kendaraan ‘demokratis’ layaknya era Model T. Namun, realitas bisnis menunjukkan bahwa ambisi tersebut justru menyulitkan operasional karena Ford tidak memiliki keunggulan biaya produksi yang dibutuhkan. Akibatnya, restrukturisasi menjadi langkah yang tak terhindarkan, baik di pasar AS maupun global.
Seiring perubahan strategi ini, Ford memangkas sejumlah model mainstream dari lini produksinya. Beberapa nama besar seperti Fusion, Taurus, Edge, hingga SUV Escape telah dihentikan penjualannya di pasar Amerika Serikat.
Dampak dari kebijakan ini terlihat pada volume penjualan global Ford yang mengalami penurunan signifikan. Pada periode 2013–2017, Ford konsisten menjual lebih dari 6,3 juta unit per tahun. Angka ini kemudian turun menjadi sekitar 6 juta unit pada 2018, dan anjlok drastis ke 4,2 juta unit pada 2020. Sejak 2021, penjualan global Ford stabil di kisaran 4,2–4,4 juta unit per tahun.
Meski demikian, Ford mengklaim bahwa kinerja keuangan perusahaan justru membaik. Model-model bernilai tinggi seperti Mustang GTD, Bronco Raptor, dan F-150 Raptor R menjadi bukti bahwa strategi ‘lebih sedikit tapi lebih mahal’ memberikan dampak positif pada profitabilitas.
Dengan demikian, Ford kini tidak lagi berorientasi pada kuantitas. Fokusnya beralih pada pengembangan produk dengan karakter kuat, margin keuntungan tinggi, dan daya tarik emosional yang mampu membedakan mereka di pasar otomotif global.






