Internasional

Filipina Kerahkan Pesawat Militer Tantang Kapal Riset China di Lepas Pantai Cagayan Utara di Tengah Latihan Perang Taiwan

Ketegangan di kawasan Pasifik semakin memanas setelah Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengerahkan pesawat militer untuk menantang kapal riset China, CRV Tan Suo Er Hao, di lepas pantai Provinsi Cagayan utara. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya aktivitas militer Beijing di sekitar Taiwan, yang memicu kekhawatiran mendalam bagi Manila sebagai sekutu utama Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara.

PCG melaporkan bahwa pilot mereka telah mengeluarkan beberapa kali peringatan melalui radio kepada kapal sepanjang 87 meter tersebut. Peringatan itu bertujuan untuk mengonfirmasi apakah kapal China tersebut melakukan riset laut tanpa izin dari Manila. Tindakan China dinilai melanggar hukum Filipina dan hukum internasional.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Namun, kapal riset yang juga berfungsi sebagai pangkalan kapal selam tersebut tidak memberikan respons. Kapal itu terpantau terus melaju ke arah timur. Penemuan kapal China ini berhasil dilakukan berkat dukungan sistem deteksi satelit canggih milik Kanada.

Provinsi Cagayan sendiri memiliki nilai strategis yang sangat tinggi karena lokasinya yang berdekatan dengan Taiwan. Wilayah ini menjadi tuan rumah bagi salah satu dari sembilan pangkalan militer yang dapat diakses oleh pasukan Amerika Serikat di bawah kesepakatan Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA).

Menanggapi insiden tersebut, Kedutaan Besar China di Manila berdalih bahwa kapal mereka hanya melakukan manuver normal. Beijing menegaskan tidak mengakui undang-undang maritim domestik Filipina tertentu dan mengeklaim memiliki hak berdasarkan hukum internasional untuk melewati perairan tersebut sebagai bagian dari rute maritim yang sah.

Eskalasi di perairan Filipina ini terjadi bersamaan dengan latihan perang besar-besaran yang digelar China di sekitar Taiwan bertajuk “Justice Mission 2025”. Latihan yang melibatkan penembakan roket dan simulasi blokade ini diluncurkan hanya beberapa hari setelah Washington mengumumkan paket senjata rekor senilai US$11,1 miliar (sekitar Rp185 triliun) untuk Taiwan, yang semakin memperkeruh hubungan Washington-Beijing.

Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas tindakan koersif militer dan penjaga pantai China yang dianggap merusak stabilitas kawasan. Menurutnya, skala ancaman yang meningkat ini memiliki implikasi yang meluas melampaui hubungan lintas selat, hingga memengaruhi komunitas Indo-Pasifik secara keseluruhan.

“Skala paksaan yang meningkat ini memiliki implikasi yang meluas melampaui hubungan lintas selat dan masuk ke dalam komunitas Indo-Pasifik yang lebih luas,” ujar Teodoro dalam pernyataan resminya pada Rabu, 31 Desember 2025.

Mureks