Internasional

Dunia Bergetar: Israel Setujui Permukiman Baru, Jenderal Rusia Tewas, AS Kejar Tanker

Advertisement

Kabinet keamanan Israel pada Minggu (21/12) menyetujui pembangunan 19 permukiman baru di wilayah Tepi Barat, sebuah langkah yang disebut bertujuan mencegah pembentukan negara Palestina. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyerukan orang Yahudi di negara-negara Barat untuk pindah ke Israel menyusul insiden penembakan di Australia. Sementara itu, Moskow diguncang ledakan bom yang menewaskan seorang jenderal senior Rusia, dan Otoritas Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) terlibat pengejaran kapal tanker minyak di dekat Venezuela.

Israel dan Perluasan Permukiman di Tepi Barat

Persetujuan pembangunan 19 permukiman baru di Tepi Barat diumumkan oleh Kantor Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada Minggu (21/12). Smotrich, seorang pendukung kuat perluasan permukiman Yahudi, menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk mencegah pembentukan negara Palestina.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Persetujuan terbaru ini, seperti dilansir AFP pada Senin (22/12/2025), diberikan beberapa hari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa perluasan permukiman Israel di Tepi Barat — yang semuanya dianggap ilegal menurut hukum internasional — telah mencapai tingkat tertinggi sejak setidaknya tahun 2017.

Usulan Penjara Buaya oleh Menteri Israel

Di tengah ketegangan di wilayah tersebut, Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir melontarkan usulan kontroversial untuk membangun “fasilitas penahanan yang dikelilingi buaya” bagi para tahanan Palestina. Media lokal Israel, Channel 13, melaporkan pada Senin (22/12/2025) bahwa Otoritas Penjara Israel sedang mengkaji lebih lanjut usulan “tidak biasa” tersebut.

Menurut laporan televisi lokal Channel 13 yang ditayangkan pada Minggu (21/12) waktu setempat, usulan ini disampaikan Ben Gvir dalam rapat pembahasan situasi yang digelar pekan lalu dengan Kepala Komisioner Dinas Penjara Israel, Kobi Yaakobi, guna mencegah upaya pelarian.

Seruan Menlu Israel kepada Yahudi di Barat

Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, juga menyerukan kepada orang-orang Yahudi di Inggris, Prancis, Australia, Kanada, Belgia, dan negara-negara Barat lainnya untuk “pulang” ke Israel. Seruan ini disampaikan sepekan setelah sedikitnya 15 orang tewas dalam penembakan terhadap sebuah perayaan Yahudi di Pantai Bondi, Australia, yang memicu kekhawatiran akan meningkatnya antisemitisme.

Advertisement

Saar menegaskan, “Orang Yahudi berhak untuk hidup aman di mana pun. Tetapi kita melihat dan sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi, dan kita memiliki pengalaman sejarah tertentu. Hari ini, orang-orang Yahudi diburu di seluruh dunia.” Pernyataan ini disampaikan Menlu Israel tersebut saat menghadiri acara penyalaan lilin publik pada Minggu (21/12) waktu setempat, yang menandai hari terakhir festival keagamaan Yahudi, Hanukkah.

Ledakan Bom di Moskow Tewaskan Jenderal Senior Rusia

Dari Eropa Timur, sebuah ledakan bom mengguncang wilayah Moskow bagian selatan di Rusia pada Senin (22/12), menewaskan seorang jenderal senior Rusia, Letnan Jenderal Fanil Sarvarov. Sarvarov diketahui menjabat sebagai kepala departemen pelatihan pada Kantor Staf Umum Rusia.

Komite Investigasi Rusia, seperti dilansir AFP pada Senin (22/12/2025), mengatakan pihaknya telah meluncurkan penyelidikan atas insiden mematikan ini, dengan fokus pada dugaan “pembunuhan” terhadap Sarvarov, yang diduga akibat alat peledak yang dipasang di bawah mobilnya.

AS Kejar Kapal Tanker Minyak di Dekat Venezuela

Sementara itu, di perairan internasional dekat Venezuela, Otoritas Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) terlibat dalam pengejaran sebuah kapal tanker minyak. Ini merupakan operasi kedua sepanjang akhir pekan dan kapal tanker ketiga yang menjadi target Washington dalam waktu kurang dari sepekan terakhir.

Seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters pada Senin (22/12/2025), mengonfirmasi bahwa kapal tanker yang diburu tersebut berada di bawah sanksi. Laporan sejumlah media AS, termasuk Bloomberg dan Anadolu Agency, menyebut kapal tanker itu bernama Bella 1, sebuah kapal berbendera Panama yang dikenai sanksi AS.

Advertisement
Mureks