Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan tetap berjalan selama masa libur sekolah, mulai Desember 2025 hingga awal Januari 2026. Keputusan ini mendapat dukungan penuh dari Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hetifah Sjaifudian, yang menekankan pentingnya menjaga asupan gizi anak-anak di periode tersebut.
Hetifah Sjaifudian menyatakan urgensi kelanjutan program ini terletak pada upaya menjaga kesinambungan pemenuhan gizi anak. “Libur sekolah tidak otomatis berarti kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan baik di rumah. Pada sebagian keluarga, terutama kelompok rentan, justru masa libur berpotensi menurunkan kualitas asupan gizi anak,” ujar Hetifah kepada wartawan pada Senin, 22 Desember 2025.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Menurutnya, MBG perlu tetap dijalankan sebagai langkah preventif agar status gizi anak tetap terjaga, meskipun proses belajar mengajar sedang libur. Ia juga memberikan sejumlah catatan penting kepada BGN agar pelaksanaan program MBG selama liburan dapat berjalan tertib dan efektif.
Tiga Catatan Penting dari DPR
-
Penyesuaian Jenis Menu: Hetifah menyarankan agar selama masa libur, MBG disalurkan dalam bentuk menu kering atau tahan simpan. “Seperti abon, roti, atau bolu, sehingga lebih aman dan praktis,” katanya.
-
Penguatan Kerja Sama UMKM Lokal: Hal ini bertujuan untuk menjaga suplai bahan MBG sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.
-
Koordinasi yang Rapi: Hetifah menekankan pentingnya koordinasi antara Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG), sekolah, murid, dan wali murid. Tujuannya agar data penerima manfaat akurat dan distribusi berjalan tertib serta tepat sasaran.
Advertisement
Di sisi lain, Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan beberapa alternatif penyaluran MBG bagi siswa selama libur sekolah. Ia memastikan bahwa program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa perubahan.
Untuk anak sekolah, Dadan mengatakan masing-masing SPPG perlu melakukan inventarisasi berapa banyak dan berapa sering anak-anak bersedia datang ke sekolah. “Untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita seperti biasa. Untuk Anak sekolah, masing-masing SPPG perlu melakukan inventarisasi berapa banyak dan berapa sering anak-anak bersedia ke sekolah,” kata Dadan saat dimintai konfirmasi pada Minggu, 21 Desember 2025.
Dadan menambahkan, di awal masa libur sekolah, siswa akan diberi menu siap santap seperti telur, buah, susu, abon, atau dendeng. Menu tersebut akan diberikan maksimal selama empat hari. “Untuk sisa hari, jika siswa bersedia datang ke sekolah dibagikan ke sekolah, jika tidak, perlu mulai didata mekanisme delivery ke rumah-rumah atau diambil di SPPG,” ucapnya.
BGN saat ini sedang merancang sistem pengiriman setelah empat hari pertama libur. “Kita sedang rancang sistem delivery setelah 4 hari libur,” tambahnya.






