Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan produktif di Mar-a-Lago, Florida. Dalam kesempatan tersebut, Trump melontarkan ancaman keras terhadap Hamas dan peringatan tegas kepada Iran terkait program nuklirnya.
Pembahasan Kesepakatan Gaza dan Tepi Barat
Pertemuan antara Trump dan Netanyahu berfokus pada tahap berikutnya dari kesepakatan Gaza, sebuah fase yang dinilai rumit. Tahap ini mencakup pembentukan badan pemerintahan internasional serta upaya rekonstruksi wilayah Palestina yang hancur akibat konflik.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Trump menyatakan keinginannya untuk memasuki fase kedua kesepakatan Gaza “secepat mungkin.” Namun, ia menegaskan, “Hamas harus dilucuti senjatanya.” Pernyataan ini merujuk pada fase pertama gencatan senjata yang dimulai pada Oktober, beberapa hari setelah peringatan dua tahun serangan yang dipimpin Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang.
Meski demikian, Trump mengungkapkan bahwa dirinya dan Netanyahu tidak sepenuhnya sepakat terkait wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel. Dalam konferensi pers pasca-pertemuan, Trump ditanya mengenai kekhawatiran akan kekerasan yang dilakukan pemukim Israel di Tepi Barat yang dapat merusak upaya perdamaian.
“Kami telah membahas Tepi Barat dalam diskusi yang panjang dan mendalam,” kata Trump. “Saya tidak akan mengatakan bahwa kami sepakat 100 persen soal Tepi Barat, tetapi kami akan sampai pada sebuah kesimpulan,” tambahnya.
Penghargaan Israel Prize untuk Donald Trump
Di tengah pembahasan isu-isu krusial, Netanyahu juga mengumumkan rencana penganugerahan Israel Prize kepada Donald Trump. Israel Prize merupakan penghargaan sipil tertinggi di Israel.
“Presiden Trump telah mendobrak banyak kebiasaan yang mengejutkan banyak orang, dan kemudian orang-orang menyadari, ‘oh, mungkin dia benar juga,'” kata Netanyahu kepada wartawan. “Oleh karena itu, kami juga memutuskan untuk mengubah pola sebuah konvensi atau menciptakan yang baru, yaitu menganugerahkan Israel Prize.”
Penghargaan ini biasanya diberikan kepada warga negara Israel, namun dalam kasus tertentu dapat diberikan kepada individu yang dianggap telah memberikan “kontribusi khusus bagi bangsa Yahudi.” Sebelumnya, hanya konduktor orkestra asal India, Zubin Mehta, yang menjadi satu-satunya warga negara non-Israel yang menerima penghargaan ini.
Netanyahu menambahkan bahwa pemilihan Trump mencerminkan “sentimen kuat masyarakat Israel dari berbagai spektrum.” Trump sendiri menyebut kabar tersebut sebagai sesuatu yang “sangat mengejutkan dan sangat ia hargai,” serta mengisyaratkan kemungkinan akan melakukan perjalanan ke Israel untuk menerima penghargaan tersebut.
Peringatan Keras Trump kepada Iran
Mengenai Iran, Trump mengeluarkan peringatan agar Teheran tidak mencoba membangun kembali program nuklirnya. Peringatan ini disampaikan menyusul konflik bersenjata singkat antara Iran dan Israel pada Juni lalu.
Trump menegaskan bahwa para pemimpin Iran “mengetahui konsekuensinya” jika Teheran berupaya melanjutkan kembali program nuklir setelah perang singkat tersebut.
“Sekarang saya mendengar bahwa Iran sedang mencoba membangun kembali,” ucapnya. “Jika itu benar, kami harus menghentikannya. Kami akan menghentikannya. Kami akan menghantam mereka dengan keras. Namun, saya berharap hal itu tidak terjadi.”
Pernyataan Trump merujuk pada konflik yang dikenal sebagai Perang Dua Belas Hari, yang terjadi dari 13 hingga 24 Juni, di mana Iran dan Israel saling melancarkan serangan selama hampir dua pekan. Amerika Serikat juga terlibat dalam konflik tersebut dengan menyerang tiga lokasi strategis di Iran pada 22 Juni, menggunakan amunisi berat dalam operasi militer yang diberi sandi Operation Midnight Hammer.
Ketegangan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat kembali menjadi sorotan internasional, di tengah kekhawatiran bahwa eskalasi lanjutan dapat memperburuk stabilitas kawasan Timur Tengah.






