Tren

Densus 88 Pastikan Status Nol Serangan Teroris Sepanjang 2025, Tekan Potensi Ancaman Nasional

Densus 88 Antiteror Polri berhasil mempertahankan status nol serangan teroris atau zero terrorist attack sepanjang tahun 2025. Capaian signifikan ini diumumkan oleh Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Polri Komjen Pol. Syahardiantono dalam acara Rilis Akhir Tahun 2025 di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/12).

Komjen Pol. Syahardiantono menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari langkah penegakan hukum yang proaktif yang telah dilakukan Densus 88 secara konsisten sejak tahun 2023. “(Densus 88) telah berhasil mempertahankan status zero terrorist attack sepanjang tahun 2023 hingga 2025 melalui langkah penegakan hukum yang proaktif,” ujarnya.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Menurut Syahardiantono, upaya tersebut secara efektif mampu menekan potensi ancaman dan menjaga stabilitas keamanan nasional. “Tentunya ini secara efektif menekan potensi ancaman serta menjaga stabilitas keamanan nasional,” kata Syahardiantono.

Capaian ini didukung oleh serangkaian penangkapan tersangka teroris. Pada tahun 2023, Densus 88 menangkap 147 tersangka. Angka ini menurun menjadi 55 tersangka pada tahun 2024, dan 51 tersangka pada tahun 2025.

Kasus Menonjol yang Ditangani Densus 88 Sepanjang 2025

Sepanjang tahun 2025, Densus 88 telah menyelesaikan berbagai kasus menonjol yang mengancam keamanan. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Pengungkapan jaringan radikalisme pada anak di bawah umur yang melakukan rekrutmen secara daring. Kasus ini melibatkan lima tersangka teroris dan menargetkan 110 anak di 23 provinsi.
  • Penggagalan empat rencana aksi terorisme yang direncanakan oleh kelompok Anshor Daulah.
  • Penangkapan tujuh tersangka terorisme dalam rangka pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
  • Penanganan 68 anak di 18 provinsi yang terpapar ideologi kekerasan ekstrem melalui grup TCC, termasuk kelompok neo-Nazi dan white supremacy.

Mengenai kasus terakhir, Syahardiantono mengungkapkan kekhawatirannya. “Mereka ditemukan telah menguasai berbagai senjata berbahaya dengan rencana aksi yang menyasar lingkungan sekolah serta teman sejawat mereka,” pungkasnya, menyoroti seriusnya ancaman dari paparan ideologi kekerasan pada anak-anak.

Mureks