Internasional

Data Imigrasi 2025: Warga Australia Paling Banyak Kunjungi Indonesia, Lampaui China dan India

Direktorat Jenderal Imigrasi merilis data terbaru mengenai lalu lintas warga negara asing (WNA) yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun 2025. Hasilnya menunjukkan tren yang mengejutkan, di mana warga negara Australia tercatat paling banyak mengunjungi Indonesia, mengungguli negara-negara dengan populasi besar seperti China dan India.

Berdasarkan data Direktorat Visa & Dokumen Perjalanan yang dihimpun hingga November 2025, total penerbitan visa untuk warga negara Australia mencapai 125.308 dokumen. Angka ini jauh melampaui raihan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China yang berada di posisi kedua dengan 85.879 penerbitan visa, serta India di urutan ketiga dengan 52.645 visa.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Kesenjangan jumlah kunjungan antara Australia dan India, yang sering disebut sebagai pasar potensial baru pariwisata Indonesia, masih terpaut sangat lebar, yakni lebih dari dua kali lipat. Di bawah tiga besar tersebut, secara berurutan terdapat Korea Selatan (34.378), Amerika Serikat (25.844), Jepang (23.640), Inggris (21.682), Arab Saudi (17.717), Rusia (15.763), dan Prancis (15.368).

Peningkatan Signifikan dan Kepercayaan Global

Secara kumulatif, tren masuknya warga asing ke Indonesia sepanjang Januari hingga November 2025 menunjukkan angka yang masif, menyentuh 8.667.335 total visa yang diterbitkan. Peningkatan ini menjadi indikator positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi nasional.

“Tercatat peningkatan penerbitan visa sebesar 45,65% dan volume perlintasan yang tumbuh sebesar 5,31%. Hal ini mencerminkan tingginya kepercayaan global serta pemulihan mobilitas lintas negara yang semakin stabil,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) Asep Kurnia dalam Refleksi Akhir Tahun 2025 Kemenimipas, Senin (29/12/2025).

Jika dibedah secara bulanan, arus masuk orang asing terpantau mengalami fluktuasi yang memuncak di akhir tahun. Pada bulan November 2025 saja, terdapat 1.175.311 visa yang diterbitkan, menjadi titik tertinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Asep Kurnia menambahkan, fungsi pengawasan juga diperketat untuk menjamin keamanan wilayah. “Fungsi pengawasan diperketat melalui pelaksanaan Operasi Wira Waspada di wilayah strategis serta pengukuhan Satuan Tugas Patroli Imigrasi di wilayah perairan guna menjamin stabilitas keamanan wilayah,” ujarnya.

Dominasi E-VOA dan Perluasan Layanan

Dominasi jenis visa yang digunakan masih dipegang teguh oleh Electronic Visa on Arrival (E-VOA). Sepanjang sebelas bulan pertama di 2025, tercatat ada 7.070.433 orang asing yang memilih menggunakan layanan digital ini karena kemudahannya. Sementara itu, Visa on Arrival (VOA) manual masih mencatatkan angka 410.741 dokumen.

Data ini juga memperlihatkan jenis visa lainnya seperti Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang mencapai 591.034, serta Visa Kunjungan (VK) sebanyak 457.771. Sisanya terbagi dalam kategori visa jangka panjang seperti Visa Tinggal Terbatas (VITAS) yang mencatatkan 80.268 penerbitan, serta Calling Visa yang tetap sangat terbatas di angka 3.244 dokumen.

Tingginya angka kunjungan di bulan November 2025 ini memberikan sinyal positif bagi sektor pariwisata dan investasi di Indonesia menjelang penutupan tahun. Warga negara Australia tetap menjadi yang paling rajin menyeberang ke wilayah Indonesia dibandingkan negara-negara besar lainnya.

Sebagai respons terhadap peningkatan mobilitas ini, Direktorat Jenderal Imigrasi juga melakukan langkah progresif. “Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan langkah progresif melalui pembentukan 18 kantor imigrasi baru untuk memperluas jangkauan layanan imigrasi yang lebih dekat dan efisien bagi masyarakat,” tutup Asep.

Mureks