BUMA Australia Pty Ltd, anak perusahaan PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), berhasil memenangkan sengketa kontraktual di Mahkamah Agung Queensland, Australia. Putusan pengadilan tersebut menegaskan hak BUMA Australia terkait pembayaran yang timbul dari Perjanjian Kontrak Pertambangan.
PT Bukit Makmur Mandiri Utama sendiri merupakan bagian dari PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID), emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kemenangan ini menjadi sorotan penting bagi operasional perusahaan di Negeri Kanguru.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Manajemen BUMA dalam keterangan tertulis pada Selasa (23/12/2025) menyatakan, “Keputusan Pengadilan tersebut menegaskan hak BUMA Australia untuk menerima pembayaran atas tagihan yang masih terutang serta jumlah rekonsiliasi akhir kontrak, yang penentuannya akan dilakukan sesuai ketentuan dalam Perjanjian Kontrak Pertambangan.”
Dalam proses pertimbangannya, Pengadilan Queensland menelaah beberapa isu komersial krusial. Isu-isu tersebut meliputi interpretasi variasi kontraktual terkait penambahan armada tambang sewaan, metodologi perhitungan rekonsiliasi akhir kontrak, serta klaim mengenai kualitas batu bara dan hak pembayaran yang menyertainya.
Pada seluruh poin sengketa tersebut, Pengadilan menerima interpretasi yang diajukan oleh BUMA Australia terhadap ketentuan kontrak yang relevan. BUMA Australia menyambut baik putusan ini, yang dinilai mencerminkan komitmen perusahaan dalam memberikan layanan sesuai kewajiban kontraktualnya.
Dampak Keuangan dan Prospek
Jumlah akhir pembayaran yang akan diterima BUMA Australia akan ditentukan setelah seluruh proses pascaputusan selesai, termasuk rekonsiliasi kontraktual sesuai temuan Pengadilan. Perusahaan memperkirakan dampak putusan ini akan bersifat material dan akan diakui dalam laporan keuangan kuartal pertama 2026.
Meskipun demikian, putusan ini masih terbuka untuk upaya banding. BUMA Australia menyatakan akan terus mengkaji implikasinya sesuai dengan ketentuan akuntansi dan tata kelola yang berlaku.
Diversifikasi Bisnis Grup BUMA
Sebagai bagian dari strategi diversifikasi, Grup BUMA telah memperluas portofolionya. Pada tahun 2024, Grup memasuki sektor komoditas masa depan dengan mengakuisisi saham di 29Metals Limited, sebuah perusahaan pertambangan tembaga dan logam dasar yang berbasis di Australia.
Selain itu, Grup juga memiliki PT Bukit Teknologi Digital (BTech) yang fokus pada pengembangan teknologi deep learning untuk efisiensi operasional, pengurangan emisi, dan minimalisasi risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Ada pula PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU), sebuah wirausaha sosial yang bergerak di bidang pendidikan, pelatihan kejuruan, dan ekonomi sirkular.
PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 13.000 karyawan di seluruh dunia. Pada Juni 2025, perusahaan ini kembali masuk dalam daftar 200 perusahaan teratas di FORTUNE Southeast Asia 500, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan.






