Internasional

BNPB: 11 Kabupaten di Aceh Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana hingga Sepekan

Advertisement

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 11 dari 18 kabupaten dan kota terdampak bencana di Provinsi Aceh memperpanjang status tanggap darurat hingga sepekan ke depan. Perpanjangan ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan penanganan kebencanaan di wilayah tersebut.

Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan, sebagian besar wilayah terdampak masih memerlukan perhatian khusus. “Sebanyak 11 dari 18 kabupaten dan kota terdampak bencana di Aceh memperpanjang status tanggap darurat. Sedangkan tujuh kabupaten kota lainnya kini sudah beralih dari transisi darurat ke pemulihan,” kata Suharyanto pada Jumat (26/12/2025), mengutip CNNIndonesia.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Daftar Kabupaten/Kota yang Memperpanjang Status Tanggap Darurat

Sebelas kabupaten dan kota yang memperpanjang status tanggap darurat meliputi:

  • Kabupaten Pidie
  • Kabupaten Pidie Jaya
  • Kabupaten Bireuen
  • Kabupaten Aceh Tengah
  • Kabupaten Gayo Lues
  • Kabupaten Aceh Utara
  • Kabupaten Aceh Timur
  • Kabupaten Bener Meriah
  • Kabupaten Aceh Tamiang
  • Kabupaten Nagan Raya
  • Kota Lhokseumawe

Dari jumlah tersebut, tujuh kabupaten di antaranya masuk kategori parah terdampak bencana banjir. “Kabupaten yang parah tersebut yakni Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues,” tambah Suharyanto.

Wilayah dalam Masa Transisi Pemulihan

Sementara itu, tujuh kabupaten dan kota yang kini telah memasuki masa transisi dari darurat ke pemulihan adalah Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Selatan, Kota Subulussalam, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Aceh Singkil.

Advertisement

Sekretaris Daerah Aceh, M Nasir, mengungkapkan bahwa bencana ini telah berdampak pada 3.978 desa yang tersebar di 225 kecamatan dalam 18 kabupaten dan kota di Aceh. Ia juga menyoroti perubahan kebutuhan mendesak bagi korban.

“Kebutuhan mendesak korban bencana saat ini sudah beralih kepada non-pangan seperti tenda pengungsian, tandon dan air bersih, lampu emergensi, bahan medis, peralatan dapur, dan lainnya,” jelas M Nasir.

Total logistik yang telah disalurkan selama masa tanggap darurat mencapai 1.251,6 ton dari 1.478,8 ton bantuan yang diterima, baik berupa makanan maupun non-makanan. Dengan adanya wilayah yang beralih ke masa transisi, fokus pemulihan akan segera dilakukan.

“Dengan adanya kabupaten kota yang sudah memasuki masa transisi, maka pemulihan segera dilakukan. Untuk tahap awal, kami mendorong perbaikan rumah rusak ringan dan sedang guna mengurangi angka pengungsian,” pungkas M Nasir.

Advertisement
Mureks