Aceh Tamiang – Pascabanjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, warga kini dihadapkan pada masalah baru: lumpur tebal yang menggenangi rumah mereka. Keterbatasan biaya membuat warga kesulitan membersihkan lumpur, sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan alat penyedot.
Kesulitan Biaya Pembersihan Lumpur
Yuli (48), salah seorang warga di Lorong Masjid, Desa Alur Bamban, Kecamatan Karang Baru, mengungkapkan bahwa biaya untuk menyedot lumpur dari rumahnya berkisar antara Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta. Angka ini jelas memberatkan bagi banyak warga yang terdampak bencana.
“Orang pada nyedot pakai duit, kami nggak ada duit, bayar Rp 3,5 juta ada Rp 4 juta, nggak sanggup kami. Kami berharap ada bantuan untuk sedot lumpur juga,” ujar Yuli saat ditemui di rumahnya, Kamis (11/12/2025), seperti dilansir detikSumut.
Kronologi Banjir dan Upaya Bertahan
Banjir bandang yang melanda wilayah tersebut terjadi pada Rabu (26/12) malam. Ketinggian air yang terus meningkat memaksa Yuli beserta suami dan keempat anaknya mengungsi ke atap rumah mereka. Mereka bertahan di sana selama dua hari, hanya berbekal roti yang sempat dibawa.
Upaya Pembersihan Jalan Masih Terbatas
Kondisi serupa juga dialami oleh Bakhtiar (63), warga Dusun Bahagia, Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru. Di wilayahnya, pembersihan jalan dari lumpur masih dilakukan oleh pihak swasta.
“Tadi pagi ada alat berat dari PT cuma hanya bersihkan lumpur di jalan antara kecamatan ke Lubuk Sidup,” tutur Bakhtiar, menjelaskan bahwa bantuan alat berat tersebut belum menjangkau seluruh area yang terdampak.






