Kota Banda Aceh menyambut pergantian Tahun Baru 2026 dengan suasana berbeda. Tidak ada pesta kembang api, petasan, maupun tiupan terompet yang lazim di banyak daerah lain, menandai malam yang hening di ibu kota Provinsi Aceh.
Meskipun demikian, pantauan Mureks pada Kamis dini hari, 1 Januari 2026, menunjukkan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama, seperti Bundaran Simpang Lima dan Jembatan Simpang Lima, tetap padat oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Warga terlihat lalu lalang hingga jelang tengah malam, sebagian memilih bersantai di warung kopi. Namun, hingga pukul 00.00 WIB, keheningan tetap terjaga tanpa suara petasan atau kembang api yang biasanya memeriahkan pergantian tahun.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Ramza, salah seorang warga Banda Aceh, memilih menghabiskan malam pergantian tahun bersama keluarganya dengan berkeliling kota. Ia menegaskan, “Kami memilih suasana yang lebih tenang sebagai bentuk empati terhadap para korban bencana,” tanpa ikut dalam perayaan apa pun.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, yang didampingi Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah saat memantau langsung situasi, menegaskan bahwa Banda Aceh memang telah lama tidak menggelar perayaan tahun baru. “Momentum pergantian tahun ini tidak kita rayakan, apalagi kondisi Aceh saat ini sedang dilanda bencana. Di Banda Aceh sendiri sudah sangat lama tidak ada perayaan pergantian tahun,” ujar Illiza.
Illiza menambahkan, pemerintah mengimbau masyarakat untuk menjadikan malam pergantian tahun sebagai momen muhasabah dan introspeksi diri. Selain itu, ia mengajak warga untuk mendoakan para korban bencana di berbagai wilayah Aceh dan Sumatera. “Kami mengajak masyarakat untuk berdoa, mendoakan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Semoga Allah memberi jalan keluar terbaik, mempercepat pemulihan, dan tidak lagi terjadi bencana,” kata Illiza.
Menurut Illiza, beban berat yang dirasakan masyarakat di daerah terdampak, khususnya di Sumatera Barat dan Sumatera Utara, menuntut empati dari seluruh pihak.
Tim redaksi Mureks mencatat bahwa pantauan Pemerintah Kota Banda Aceh menunjukkan penurunan aktivitas warga pada malam pergantian tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, status hari libur keesokan harinya mendorong sebagian warga untuk tetap keluar rumah sekadar berkeliling kota, yang sempat menyebabkan kepadatan lalu lintas di beberapa titik.
Seruan bersama untuk tidak merayakan malam pergantian Tahun Baru 2026, baik di ruang terbuka maupun tertutup, telah dikeluarkan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Banda Aceh sepekan sebelumnya. Kesepakatan ini dicapai dalam rapat koordinasi pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada Rabu, 24 Desember 2025, di Pendopo Wali Kota Banda Aceh. Imbauan tersebut didasari oleh nilai-nilai Syariat Islam, adat istiadat Aceh, serta rasa empati mendalam terhadap masyarakat di berbagai daerah yang masih berduka akibat bencana banjir dan longsor.






