Badan Antikorupsi Nasional Ukraina (NABU) berupaya melakukan penggeledahan di gedung parlemen pada Sabtu (27/12/2025) waktu setempat. Namun, upaya tersebut diklaim dihambat oleh aparat keamanan negara, di tengah penyelidikan baru dugaan korupsi yang melibatkan sejumlah anggota parlemen aktif.
NABU, bekerja sama dengan Kejaksaan Antikorupsi Khusus (SAPO), menyatakan telah berhasil mengungkap sebuah kelompok kejahatan terorganisasi. Pengungkapan ini dilakukan setelah serangkaian operasi penyamaran yang intensif. Menurut pernyataan resmi NABU, kelompok kriminal tersebut mencakup anggota parlemen yang masih menjabat.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
NABU Ungkap Kelompok Kriminal di Parlemen
“NABU dan SAPO, setelah operasi penyamaran, mengungkap kelompok kriminal terorganisasi yang melibatkan anggota parlemen yang masih menjabat,” demikian pernyataan NABU, seperti dilansir AFP. Namun, lembaga antikorupsi tersebut menghadapi perlawanan saat mencoba menjalankan tugasnya.
“Pegawai Departemen Keamanan Negara menghalangi petugas NABU selama tindakan penyelidikan di komite-komite Verkhovna Rada Ukraina,” lanjut pernyataan tersebut, merujuk pada parlemen Ukraina. Meskipun demikian, jurnalis media Ukrainska Pravda, Mykhailo Tkach, melaporkan melalui media sosial bahwa para penyelidik akhirnya diizinkan masuk ke kompleks pemerintahan setelah insiden tersebut.
NABU tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas pihak-pihak yang terlibat maupun detail spesifik penyelidikan yang sedang berlangsung. Kasus ini mencuat di tengah serangkaian skandal korupsi yang terus mengguncang Ukraina dalam beberapa waktu terakhir.
Serangkaian Skandal Korupsi dan Dampaknya
Sebelumnya, beberapa skandal korupsi telah menyebabkan pengunduran diri kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky. Skandal-skandal tersebut juga mengungkap dugaan skema suap senilai US$100 juta di sektor energi, yang sangat terdampak oleh perang yang berkecamuk.
Pengungkapan terbaru ini terjadi bertepatan dengan keberangkatan Presiden Zelensky ke Amerika Serikat. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melakukan pembicaraan penting terkait upaya merumuskan rencana mengakhiri perang di Ukraina. Di saat yang sama, Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran dengan puluhan drone dan rudal ke Kyiv, yang menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya.
Skandal korupsi ini memicu kemarahan publik yang meluas, terutama di tengah kondisi negara yang masih dilanda perang. Serangan Rusia yang terus-menerus terhadap infrastruktur energi semakin menekan jaringan listrik Ukraina, menyebabkan pemadaman dan meningkatkan ancaman krisis pemanas menjelang musim dingin.
Situasi ini menjadi ujian sensitif bagi kepemimpinan Zelensky. Ia tengah berupaya keras menegosiasikan posisi Ukraina dalam pembicaraan damai yang dimediasi oleh Amerika Serikat, di tengah meningkatnya ofensif militer Rusia yang terus berlanjut.






