Olahraga

Analisis Data Ungkap Liga Indonesia Tertinggal Dua Dekade dari Liga Inggris dalam Pola Tembakan Jarak Jauh

Advertisement

Kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia, Super League 2025/2026, disebut-sebut masih tertinggal jauh, bahkan hingga dua dekade, dibandingkan dengan Liga Inggris. Penilaian ini muncul berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh I.League, operator kompetisi Liga Indonesia, khususnya terkait pola tembakan jarak jauh.

Menurut data yang diolah Opta dan diulas oleh The Athletic, klub-klub Liga Inggris telah lama meninggalkan kebiasaan mengandalkan tendangan jarak jauh sebagai upaya mencetak gol. Pada musim 2006/2007, rata-rata klub Premier League melepaskan tembakan dari jarak 17,7 meter untuk percobaan gol. Angka ini menunjukkan perubahan signifikan seiring waktu.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Sebagai perbandingan, pada musim 2023/2024, rata-rata jarak tembakan klub Liga Inggris menurun drastis menjadi 14,9 meter. Penurunan ini mencapai 15,8 persen, mengindikasikan pergeseran strategi permainan yang lebih mengutamakan peluang dari jarak dekat.

Berbeda dengan tren di Inggris, klub-klub Indonesia masih cenderung nyaman dengan pola klasik tendangan jarak jauh. Hingga pekan ke-10 Super League 2025/2026, rata-rata jarak tembakan klub di Liga 1 tercatat 17,9 meter. Pola serupa juga terlihat di Liga 2 atau Championship, di mana rata-rata gol dari tembakan jarak jauh masih rendah namun tetap sering dipraktikkan.

Advertisement

I.League dalam analisis resminya menyatakan, “Data menunjukkan bahwa rata-rata jarak tembakan di Liga 1 musim ini setara dengan Premier League 18 tahun lalu.” Operator kompetisi itu melanjutkan, “Artinya, dalam hal gaya bermain dan cara mencetak peluang, sepak bola kita mungkin bisa dibilang masih ‘tertinggal’ hampir dua dekade.”

Analisis ini menyimpulkan bahwa ketertinggalan tersebut tidak hanya terbatas pada satu aspek seperti tembakan jarak jauh, melainkan juga mencerminkan perbedaan dalam gaya bermain dan cara menciptakan peluang secara keseluruhan. Meski demikian, ada kabar baik bahwa klub-klub sepak bola Indonesia terus menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik. Peningkatan kualitas pelatih diharapkan dapat mempercepat kemajuan Liga Indonesia di masa mendatang.

Advertisement
Mureks