Tren

Zelensky Bantah Keras Serangan Drone ke Kediaman Putin, Tuduh Rusia Gagalkan Perundingan Damai

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah keras tuduhan Rusia yang menyebut pihaknya melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap salah satu kediaman Presiden Vladimir Putin. Zelensky justru menuding Moskow berupaya menggagalkan perundingan perdamaian yang sedang berlangsung.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengklaim Kyiv telah melancarkan serangan semalam menggunakan 91 pesawat tak berawak jarak jauh (UAV) terhadap kediaman kenegaraan Putin di wilayah Novgorod, Rusia barat laut. Rusia menyatakan akan meninjau kembali posisinya dalam negosiasi perdamaian menyusul insiden tersebut. Belum ada kejelasan mengenai keberadaan Putin saat dugaan serangan terjadi.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Menanggapi klaim tersebut, Zelensky menyebutnya sebagai “kebohongan khas Russia”. Ia menegaskan bahwa tuduhan itu dimaksudkan untuk memberi Kremlin alasan melanjutkan serangan terhadap Ukraina. Zelensky juga mengingatkan bahwa Rusia sebelumnya telah menargetkan gedung-gedung pemerintah di Kyiv.

“Sangat penting agar dunia tidak tinggal diam sekarang. Kita tidak dapat membiarkan Rusia merusak upaya untuk mencapai perdamaian abadi,” tulis Zelensky melalui platform X pada Selasa (30/12/2025).

Dalam pernyataan yang dibagikan di Telegram pada Senin (29/12/2025), Lavrov mengklaim bahwa seluruh 91 drone yang disebut diluncurkan ke kediaman Putin telah berhasil dicegat dan dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Rusia. Ia menegaskan tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat serangan tersebut.

“Mengingat kemerosotan terakhir rezim kriminal Kyiv, yang telah beralih ke kebijakan terorisme negara, posisi negosiasi Russia akan direvisi,” kata Lavrov.

Meski demikian, Lavrov juga menyatakan bahwa Rusia tidak bermaksud keluar dari proses negosiasi dengan Amerika Serikat, seperti yang sempat dilaporkan oleh kantor berita Rusia Tass.

Klaim Moskow ini muncul setelah pembicaraan antara AS dan Ukraina di Florida pada Minggu (28/12/2025). Dalam pertemuan tersebut, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Zelensky membahas rencana perdamaian yang telah direvisi untuk mengakhiri konflik.

Setelah pertemuan itu, Zelensky mengatakan kepada Fox News pada Senin (29/12/2025) bahwa ada “kemungkinan untuk mengakhiri perang ini” pada tahun 2026. Namun, ia menekankan bahwa Ukraina tidak dapat memenangkan perang tanpa dukungan penuh dari Amerika Serikat.

“Perasaan saya terhadap sanksi dan langkah-langkah ekonomi Presiden Trump menunjukkan bahwa dia siap untuk mengambil langkah-langkah yang sangat tegas,” ujar Zelensky. Ia menambahkan, “Dalam situasi ini, Amerika Serikat dapat mempercepat proses menuju perdamaian.”

Mureks