Otomotif

Yin Ran: “Ini Ujian Bertahan Hidup” di Tengah Perang Harga Mobil Listrik Cina hingga 2026

Pasar kendaraan listrik (EV) di Cina, yang selama beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan pesat, kini diprediksi akan menghadapi titik balik signifikan. Para analis memperkirakan penjualan mobil listrik di Tiongkok akan mengalami perlambatan, bahkan berpotensi menyentuh penurunan sebesar lima persen pada tahun 2026.

Situasi ini diperparah dengan strategi perang harga yang terus diterapkan oleh para pabrikan untuk menarik konsumen. Meskipun berhasil membuat harga EV semakin terjangkau, laporan Carscoops pada Rabu (31/12) menyebutkan bahwa strategi ini membawa dampak negatif, terutama pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Perang Harga dan Ancaman Profitabilitas

Investasi besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D) semakin mempersulit kondisi, menyebabkan sangat sedikit pabrikan yang berhasil meraih profit. Yin Ran, seorang Angel Investor, menegaskan bahwa kondisi ini akan menjadi ujian berat bagi industri.

“Ini akan menjadi ujian bertahan hidup dengan produsen mobil yang memiliki keuntungan menjadi pemenangnya,” ungkap Yin Ran.

Hanya segelintir produsen yang diperkirakan mampu melewati badai ini, seperti BYD, Seres, dan Li Auto. Sementara itu, produsen EV lainnya yang tidak mampu mencetak keuntungan diwajibkan mencari strategi penjualan alternatif untuk tahun depan.

“Sementara pemain yang tidak mempunyai keuntungan akan segera kehabisan dana,” lanjut Yin Ran, memperingatkan potensi kebangkrutan bagi mereka yang tidak siap.

Riset dari AlixPartners turut memperkuat kekhawatiran ini, menunjukkan bahwa hanya sekitar 10 persen merek mobil listrik Cina yang diproyeksikan akan meraih keuntungan dalam beberapa tahun mendatang. Jika skenario terburuk terjadi, dampaknya akan meluas tidak hanya bagi industri otomotif Tiongkok, tetapi juga pasar global.

Prediksi Berlanjutnya Perang Harga

Di sisi lain, strategi banting harga kendaraan roda empat bertenaga listrik ini diprediksi akan terus menjadi andalan pabrikan asal Tiongkok.

“Perang harga akan terus berlanjut, selama bertahun-tahun,” ucap Paul Gon, Kepala Riset Otomotif Cina di UBS.

Namun, para ahli mengingatkan bahwa strategi ini tidak dapat diterapkan secara berkelanjutan. Keuntungan yang semakin menipis akan menyulitkan pabrikan untuk mempertahankan kelangsungan bisnis mereka. Diperlukan strategi pemasaran yang lebih inovatif, yang tidak melulu mengorbankan profit demi menggaet pangsa pasar.

Mureks