BEIJING – Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada Rabu (31/12/2025) menegaskan kembali komitmennya untuk menyatukan kembali Tiongkok dan Taiwan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato Tahun Baru tahunannya di Beijing, sehari setelah Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok mengakhiri latihan militer intensif di sekitar pulau yang berpemerintahan sendiri itu.
Mengutip laporan The Guardian, Xi Jinping menyatakan, “Penyatuan kembali tanah air kita, sebuah tren zaman, tidak dapat dihentikan.” Tiongkok secara konsisten mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah berulang kali bersumpah untuk mencaploknya, termasuk dengan menggunakan kekuatan jika diperlukan.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Latihan Militer “Misi Keadilan 2025” dan Kekhawatiran AS
Kekhawatiran badan intelijen Amerika Serikat (AS) semakin meningkat terkait kemampuan angkatan bersenjata Tiongkok untuk melancarkan serangan terhadap Taiwan. Menurut Mureks, kemampuan ini menjadi sorotan utama setelah serangkaian latihan militer yang menunjukkan peningkatan signifikan.
Pada Senin dan Selasa (29-30/12/2025), PLA Tiongkok melancarkan latihan militer dengan tembakan langsung di sekitar Taiwan. Latihan yang diberi nama “Misi Keadilan 2025” ini mensimulasikan blokade pelabuhan utama dan mengerahkan angkatan laut, angkatan udara, pasukan roket, serta penjaga pantai untuk mengepung pulau utama Taiwan.
Latihan tersebut mendekati Taiwan lebih dekat dari sebelumnya dan melibatkan setidaknya 89 pesawat tempur, jumlah tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Para analis memperkirakan latihan ini akan dilakukan sebelum akhir tahun. Komentator Tiongkok juga mengaitkannya dengan persetujuan penjualan senjata baru-baru ini oleh pemerintah AS senilai 11 miliar dolar ke Taiwan, sebuah rekor baru.
Visi Tiongkok di Panggung Global
Dalam pidatonya di Beijing pada Rabu malam, Xi Jinping juga menyatakan bahwa Tiongkok “merangkul dunia dengan tangan terbuka”. Ia menyoroti beberapa konferensi multilateral yang diselenggarakan oleh Beijing sepanjang tahun 2025.
Salah satunya adalah KTT Kerja Sama Shanghai pada Agustus 2025, di mana para pemimpin dunia seperti Vladimir Putin dari Rusia, Narendra Modi dari India, dan Recep Tayyip Erdoğan dari Turki berkumpul di Tianjin, sebuah kota pelabuhan dekat Beijing.
Siaran pidato Xi di media pemerintah Tiongkok diselingi dengan beberapa cuplikan parade militer terbesar Tiongkok sepanjang sejarah, yang diadakan pada September 2025 untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia Kedua. Parade tersebut, yang dipandang sebagai pertunjukan kekuatan militer yang tak terkendali, menampilkan Xi, Putin, dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, berdiri berdampingan di Beijing. Keselarasan geopolitik ini disebut sebagai “poros pergolakan”.
Inti dari visi Xi tentang tatanan dunia baru adalah aneksasi Taiwan dan dukungan negara-negara lain dalam mengakui Taiwan sebagai bagian dari “Satu Tiongkok” yang diperintah oleh Partai Komunis Tiongkok di Beijing. Namun, mayoritas rakyat Taiwan menolak pandangan ini.
Warisan Sejarah dan Kemajuan Teknologi
Xi Jinping juga menyoroti “Hari Pengembalian Taiwan”, sebuah hari peringatan yang dibuat pada tahun 2025 untuk menandai berakhirnya kekuasaan kekaisaran Jepang di Taiwan pada tahun 1945. Pada tahun yang sama, Taiwan juga mengesahkan undang-undang untuk mengakui tanggal 25 Oktober sebagai hari libur nasional.
Warisan Perang Dunia Kedua telah menjadi tema besar dalam retorika politik di Tiongkok dan Taiwan sepanjang tahun 2025. Tiongkok telah menekankan perannya dalam mengalahkan Jepang dalam konflik tersebut, sesuatu yang menurut Tiongkok kurang dihargai di Barat.
Sementara itu, Presiden Taiwan, Lai Ching-te, memberikan pidato yang berapi-api pada tahun 2025 yang membandingkan Taiwan dengan demokrasi Eropa pada tahun 1930-an yang menghadapi ancaman dari Nazi Jerman.
Di bidang lain, pidato Xi juga memuji kemajuan Tiongkok dalam pengembangan teknologi tinggi tahun ini, menyebutkan robot kickboxing dan Tianwen-2, misi eksplorasi komet yang diluncurkan pada Mei 2025. Ia juga menyoroti keberhasilan global ekspor budaya Tiongkok, seperti permainan video Black Myth: Wukong dan film animasi Ne Zha 2.
Sebelumnya pada hari itu, Xi berpidato di hadapan para pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok dan mengatakan bahwa Tiongkok berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan PDB sebesar 5 persen.






