Kinerja PT Pertamina (Persero) selama periode libur Natal 2025 menuai apresiasi dari berbagai pihak. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyoroti kelancaran suplai dan layanan energi yang dinilai tidak terlepas dari sejumlah faktor pendukung yang saling terkait.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan serta pemantauan pemberitaan media, Wijayanto menyebut kesiapan operasional sebagai faktor utama. Ia menilai Pertamina mampu menjaga ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji tanpa gangguan berarti.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Hal ini terjadi meskipun terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai wilayah, kecuali area yang terdampak bencana. Wijayanto menegaskan, “Dari pengamatan saya sebagai orang yang berlibur selama Nataru dan pembacaan kondisi di lapangan maupun media, kinerja Pertamina termasuk bagus. Tidak terlihat ada masalah suplai dan layanan, baik BBM maupun elpiji.”
Faktor kedua yang turut mendorong kinerja positif tersebut adalah minimnya lonjakan ekstrem konsumsi energi dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya. Wijayanto mencatat, jumlah pemudik dan wisatawan pada libur Natal tahun ini relatif lebih rendah.
Kondisi ini, menurutnya, membuat tekanan terhadap sistem distribusi energi dapat dikelola dengan lebih baik oleh Pertamina.
Selain itu, perbaikan pengawasan operasional pasca berbagai isu yang sempat menimpa Pertamina juga dinilai berkontribusi signifikan. Wijayanto menilai, tidak munculnya kembali kasus besar seperti dugaan Pertalite oplosan menunjukkan adanya pembenahan internal.
Pembenahan tersebut mulai berdampak nyata terhadap keandalan layanan. “Ini menunjukkan Pertamina melakukan perbaikan dalam pengawasan operasionalnya,” ujar Wijayanto.
Faktor berikutnya adalah inovasi layanan berbasis konsumen yang diterapkan Pertamina. Pelibatan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) serta kehadiran fasilitas Serambi MyPertamina di sejumlah titik strategis dinilai mencerminkan pendekatan baru.
Pendekatan ini menunjukkan Pertamina lebih terbuka terhadap kebutuhan masyarakat selama periode liburan. Menurut Wijayanto, inovasi tersebut ikut mendorong persepsi positif publik terhadap Pertamina.
Minimnya keluhan dari masyarakat selama libur Natal menjadi indikator bahwa layanan energi berjalan sesuai harapan konsumen. Ia menambahkan, “Mestinya masyarakat puas. Ini sesuatu yang patut diacungi jempol.”
Meski demikian, Wijayanto menilai penguatan komunikasi publik masih menjadi faktor penting yang perlu dimaksimalkan ke depan. Ia menekankan bahwa berbagai capaian operasional dan inovasi layanan perlu dikomunikasikan secara konsisten.
Komunikasi yang konsisten bertujuan agar kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina terus terjaga. Wijayanto menutup, “Kinerja yang baik saja tidak cukup. Pertamina perlu tampil sebagai perusahaan yang berpihak dan dicintai rakyat, dengan terus mendengar suara masyarakat.”






