Membeli sepeda motor bekas membutuhkan ketelitian ekstra, terutama jika calon pembeli berhadapan dengan unit yang diduga pernah terendam banjir. Motor bekas banjir seringkali menyimpan potensi kerusakan tersembunyi, khususnya pada komponen kelistrikan yang dapat muncul di kemudian hari.
Dicky Dwi Putra, penyedia jasa inspeksi sepeda motor bekas di Bogor, Inspector Motor, mengingatkan adanya konsekuensi jika memilih motor bekas banjir meski harganya miring. “Motor yang pernah terendam banjir punya risiko mengalami kerusakan pada komponen elektrikal, seperti electronic control unit (ECU), lampu, aki, dan speedometer,” ujar Dicky kepada KOMPAS.com, Minggu (7/12/2025).
Kerusakan permanen juga bisa terlihat jelas. Motor bekas banjir akan meninggalkan jejak berupa karat atau kerak pada rangka dan baut yang sulit dihilangkan. “Risiko lainnya, motor bekas pernah kebanjiran mungkin saja sudah harus segera turun mesin, sehingga bila tidak teliti bisa merugikan calon pembeli,” tambah Dicky.
Tanda-tanda Motor Bekas Banjir
Untuk menghindari kerugian, calon pembeli disarankan mengenali tanda-tanda spesifik motor bekas banjir. Salah satunya adalah adanya karat pada rangka dan baut-bautnya.
Ciri lain yang bisa diamati adalah mika atau kaca lampu depan tampak menguning. Selain itu, perhatikan adanya kerak lumpur pada soket-soket kabel dan kemungkinan karat pada beberapa sakelar.
Pada unit dengan kondisi parah, oli mesin bisa bercampur dengan air. Hal ini ditandai dengan warna oli yang keputihan seperti susu. “Dari segi saringan udara juga kotor parah, seperti ada kerak lumpur, ini juga menjadi tanda bahwa motor pernah kebanjiran,” jelas Dicky.
Mengingat risiko yang disebutkan, calon pembeli perlu ekstra hati-hati. Mengajak tenaga ahli untuk memeriksa unit secara langsung sangat disarankan untuk memastikan kondisi motor.






