Keluhan warga Provinsi Aceh mencuat pasca laporan Menteri Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia, dalam rapat evaluasi bencana yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Banda Aceh, Minggu (7/12/2025) malam. Dalam forum tersebut, Bahlil menyatakan bahwa 100 persen listrik telah menyala di seluruh Provinsi Aceh.
Namun, pernyataan tersebut kontras dengan kondisi di lapangan. Sebagian wilayah Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, dan Kabupaten Aceh Tamiang dilaporkan masih mengalami pemadaman listrik bahkan saat laporan disampaikan.
Seorang warga Kabupaten Aceh Tamiang, Armiadi, kepada wartawan, Senin (8/12/2025), mengungkapkan bahwa hanya beberapa titik di Kota Kuala Simpang, ibu kota kabupaten tersebut, yang listriknya menyala, itupun hanya beberapa jam. “Tolonglah Menteri Bahlil lapor ke Presiden fakta sesungguhnya,” ujarnya prihatin.
Hal senada diungkapkan Halida Bahri, warga Desa Panggoi, Kota Lhokseumawe. Ia menyatakan bahwa listrik di desanya masih padam saat Menteri Bahlil memberikan laporan kepada Presiden. “Semua klaim listrik Aceh sudah menyala. Itu tidak benar. Di Lhokseumawe saja yang relatif sudah membaik, listrik belum menyala 24 jam. Masih padam bergantian,” keluhnya.
Sementara itu, Manager PT PLN UP3 Lhokseumawe, Husni, yang dihubungi terpisah, mengonfirmasi bahwa suplai listrik di wilayah kerjanya baru mencapai 65 persen. Wilayah yang dimaksud meliputi Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Utara.
“Kita terus berusaha mempercepat perbaikan. Namun beberapa tiang dan trafo kita tumbang dan rusak saat banjir dan longsor,” jelas Husni.






