Pebulu tangkis tunggal putri Tiongkok, Wang Zhiyi, harus menelan kekecewaan mendalam setelah gagal mempertahankan gelar juara BWF World Tour Finals 2025. Dalam pertandingan final yang berlangsung sengit, Wang takluk di tangan pemain nomor satu dunia asal Korea Selatan, An Se-young, dengan skor 13-21, 21-18, 10-21.
Usai pertandingan, Wang Zhiyi tidak dapat menyembunyikan kesedihannya. Ia terlihat menangis saat diwawancarai, namun di sisi lain juga memberikan pujian setinggi langit untuk kekuatan An Se-young yang dinilainya berada satu level di atas pemain lain.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kekalahan ini menambah panjang daftar rekor buruk Wang Zhiyi saat berhadapan dengan An Se-young. Musim ini saja, Wang telah kalah dalam delapan pertandingan melawan An Se-young, tujuh di antaranya terjadi di babak final. Secara keseluruhan, rekor kariernya melawan An Se-young adalah empat kemenangan berbanding 16 kekalahan, menjadikan An Se-young sebagai musuh bebuyutan yang sulit ditaklukkan.
Beberapa media Tiongkok dan warganet bahkan menggambarkan kondisi Wang Zhiyi sebagai penderita “fobia An Se-young” karena dominasi lawannya tersebut.
Kelelahan Fisik Jadi Kendala Utama
Wang Zhiyi mengungkapkan bahwa kelelahan fisik menjadi faktor utama di balik kekalahannya. “Saya benar-benar kelelahan,” kata Wang dalam wawancara pasca pertandingan.
Ia menjelaskan bahwa keinginannya untuk berjuang keras di gim ketiga tidak dapat diimbangi oleh kondisi fisik dan energinya yang menurun. “Ritme keseluruhan saya menurun. Kekuatan fisik An Se Young terlalu bagus. Lawannya banyak melakukan pukulan drop shot, yang sangat menguras kekuatan fisik saya,” tambahnya.
Wang mengaku telah mencoba berbagai taktik untuk mengubah jalannya pertandingan, namun usahanya tetap tidak membuahkan hasil. “Saya mencoba yang terbaik untuk mengubah beberapa taktik, tetapi saya tetap tidak bisa mengejar ketertinggalan,” ujarnya.
Pujian untuk An Se-young dan Target Medali Emas
Meski kalah, Wang Zhiyi tetap memuji An Se-young. Menurutnya, An Se-young selalu berhasil menunjukkan sesuatu yang baru setiap kali melangkah ke lapangan, meskipun telah berulang kali dianalisis dan dipelajari oleh banyak pemain.
“Baik itu stabilitas, daya tahan, kecepatan, atau kemampuan untuk mengendalikan permainan, ia selalu berada satu level di atas pemain lain,” puji Wang. Ia mengakui bahwa ada beberapa aspek taktis yang berhasil ia terapkan, namun ketika kekuatan fisiknya tidak mampu mengimbangi, jarak antara dirinya dan An Se-young semakin melebar.
Meski demikian, Wang Zhiyi menilai penampilannya tahun ini telah melampaui ekspektasinya. Ia bertekad untuk terus bekerja keras tahun depan dengan tujuan meraih medali emas.






