Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Helvi Moraza, pada Selasa, 23 Desember 2025, menegaskan pentingnya penguatan ekosistem usaha, konektivitas rantai pasok, serta digitalisasi layanan. Langkah ini krusial agar UMKM mampu menjadi kekuatan utama perekonomian nasional.
Helvi menjelaskan, selama ini UMKM kerap menghadapi keterbatasan akses pasar. Padahal, industri besar membutuhkan pasokan produk yang sejatinya dapat dipenuhi oleh UMKM. Ketimpangan hubungan antara UMKM dan industri besar ini, menurutnya, dapat dijembatani melalui program Holding UMKM.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
“Program Holding UMKM dirancang untuk menciptakan efisiensi biaya produksi, menjamin stabilitas pasokan, serta meningkatkan kapasitas UMKM agar mampu menghasilkan produk yang berdaya saing di pasar domestik maupun global,” ujar Helvi saat membuka Holding UMKM Expo 2025 di SMESCO Indonesia, Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.
Holding UMKM Expo 2025: Jembatani Akses Pasar Global
Holding UMKM Expo 2025, yang mengusung tema “Ekosistem Bisnis UMKM Kuat, Siap Menjadi Jagoan Ekspor”, berlangsung di Exhibition Hall SMESCO Indonesia mulai 22 hingga 24 Desember 2025. Kegiatan strategis ini menampilkan produk-produk UMKM unggulan berstandar internasional dari berbagai sektor, termasuk kuliner, fesyen, kriya, pertanian, kelautan dan perikanan, otomotif, kesehatan dan kecantikan, olahraga, pariwisata, serta perumahan rakyat.
Rangkaian kegiatan expo mencakup business matching, talkshow tematik, serta signing contract ceremony antara UMKM dengan pembeli lokal dan global. Kegiatan ini juga mempertemukan UMKM dengan ritel modern, BUMN, platform e-commerce, sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka), serta importir dan distributor internasional.
Selain memperluas akses pasar, Holding UMKM Expo 2025 diharapkan mendorong peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi, sertifikasi, penguatan merek, serta pemanfaatan skema pembiayaan inovatif. Berbagai pemangku kepentingan, mulai dari asosiasi, lembaga pembiayaan, hingga badan standardisasi, dilibatkan untuk membangun kolaborasi yang berkelanjutan melalui skema Holding UMKM.
“UMKM perlu dibangun berbasis klaster sesuai karakteristik usahanya agar lebih produktif, dan mampu masuk ke ekonomi berbasis industri untuk pengembangan jangka panjang,” kata Helvi.
Buku Putih Holding UMKM dan Dukungan Pembiayaan
Kementerian UMKM juga meluncurkan Buku Putih Holding UMKM sebagai dokumen strategis yang menjadi panduan jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan. Buku putih ini memuat arah pengembangan UMKM melalui model kemitraan berbasis klaster, dengan dukungan fungsi inkubasi, agregasi, pemasaran dan distribusi, serta pembiayaan.
Pada acara yang sama, enam usaha menengah yang telah ditetapkan sebagai operator Holding UMKM dan usaha menengah unggulan menerima Sertifikat ISO 9001:2015. Selain itu, SPPG Al-Kasyaf memperoleh pembiayaan inovatif senilai Rp1,1 miliar sebagai bagian dari penguatan ekosistem pembiayaan UMKM.
“Kami percaya bahwa kolaborasi yang kuat antara pemerintah, perbankan, BUMN, dunia usaha, dan seluruh pemangku kepentingan akan menjadikan UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang tangguh dan berkelanjutan,” kata Helvi.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM Bagus Rahman menyampaikan, pihaknya telah melakukan proses identifikasi, seleksi, serta pendalaman lapangan terhadap usaha menengah yang memiliki kesiapan kelembagaan, kapasitas produksi, dan tata kelola usaha untuk berperan sebagai operator Holding UMKM.
Kementerian UMKM melalui Deputi Bidang Usaha Mikro telah meluncurkan Holding UMKM Klaster Perikanan dan Kelautan serta Klaster Fesyen dan Handicraft. Sebanyak enam usaha menengah telah ditetapkan sebagai operator maupun calon operator Holding UMKM yang memperoleh pendampingan penguatan kelembagaan serta sertifikasi sistem manajemen mutu, yaitu:
- PT Satya Trinadi Komira Perkasa
- PT Prasojo Kusuma Putra
- CV Agilcraft Indonesia
- PT Delta Raya Sidoarjo
- CV Petani
- Craftote
Pada 2026, Kementerian UMKM menargetkan peluncuran Holding UMKM lainnya, antara lain Klaster Industri Olahraga, Klaster Pertambangan dan Energi Terbarukan, serta Klaster Kesehatan dan Kecantikan (wellness and beauty), guna meningkatkan nilai tambah produksi UMKM.
“Usaha menengah tersebut diharapkan menjadi penggerak utama dalam mengonsolidasikan UMKM, meningkatkan standar produksi, serta menghubungkan UMKM dengan pasar dan pembiayaan,” ujar Bagus Rahman.

