Berita

Waka Komisi I DPR Dorong Indonesia Jadi Mediator Perang Thailand-Kamboja

Advertisement

Konflik antara Thailand dan Kamboja yang terus memanas mendorong Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, untuk mendesak pemerintah Indonesia agar berperan aktif sebagai mediator. Dave menekankan pentingnya netralitas dan kepercayaan dalam upaya diplomasi ini, sejalan dengan tradisi Indonesia.

Indonesia Didesak Ambil Peran Mediator

“Komisi I DPR RI mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan aktif sebagai mediator yang netral dan dipercaya, sesuai tradisi diplomasi kita. Dengan komitmen terhadap perdamaian, Indonesia dapat memastikan konflik tidak meluas dan Asia Tenggara tetap stabil, aman, serta sejahtera,” ujar Dave kepada wartawan, Minggu (14/12/2025).

Menurut Dave, perang yang berlarut-larut tidak hanya mengancam stabilitas regional tetapi juga berpotensi menciptakan ketidakpastian politik dan keamanan yang dapat merembet ke negara lain. Indonesia, katanya, tidak bisa mengabaikan potensi ancaman terhadap stabilitas domestik, termasuk infiltrasi ideologi ekstrem, aktivitas ilegal lintas batas, maupun gangguan terhadap keamanan maritim.

“Indonesia harus bersikap tegas namun tetap diplomatis dengan menolak kekerasan, mendorong dialog, dan menjaga stabilitas kawasan. Perdamaian bukan hanya kepentingan Thailand dan Kamboja, tetapi juga seluruh Asia Tenggara,” tegas Dave.

Langkah Diplomasi yang Diusulkan

Dave mengingatkan rekam jejak Indonesia dalam diplomasi dan melihat adanya peluang bagi RI untuk menjadi pendorong penyelesaian damai. Ia mengusulkan beberapa langkah konkret yang dapat ditempuh.

Advertisement

“Langkah yang dapat ditempuh mencakup inisiatif pertemuan darurat ASEAN, pendekatan bilateral kepada Bangkok dan Phnom Penh untuk membuka ruang mediasi, serta kerja sama dengan mitra internasional termasuk PBB guna memastikan tekanan diplomatik yang konsisten agar konflik segera dihentikan,” papar Dave.

Thailand Tetap Lanjutkan Operasi Militer

Situasi di lapangan menunjukkan ketegangan yang masih tinggi. Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul menyatakan bahwa mereka akan terus melanjutkan operasi militer terhadap Kamboja.

Pernyataan ini disampaikan meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mengatakan kedua negara tetangga tersebut telah sepakat untuk menghentikan pertempuran setelah melakukan panggilan telepon dengannya. “Thailand akan terus melakukan aksi militer hingga kami merasa tidak ada lagi bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyat kami,” kata PM Anutin dalam sebuah unggahan di Facebook, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/12/2025).

Pernyataan PM Anutin muncul setelah pemerintah Kamboja melaporkan bahwa Thailand masih terus menjatuhkan bom di wilayahnya pada hari Sabtu (13/12). Kejadian ini terjadi hanya beberapa jam setelah Trump dikabarkan menelepon pemimpin kedua negara dan menyatakan adanya kesepakatan untuk menghentikan pertempuran.

Advertisement