VinFast Indonesia menegaskan komitmennya untuk memenuhi kewajiban produksi kendaraan listrik (EV) secara lokal. Langkah ini diambil menyusul fasilitas insentif impor unit utuh (CBU) yang telah diterima pabrikan asal Vietnam tersebut.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode Januari hingga November 2025, VinFast telah mengimpor sebanyak 17.222 unit mobil listrik secara CBU. Namun, angka tersebut mencakup kendaraan untuk transportasi umum, sehingga jumlah unit yang wajib diproduksi secara lokal untuk kendaraan pribadi akan lebih rendah.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Kewajiban Produksi Lokal VinFast
Kariyanto Hardjosoemanto, CEO VinFast Indonesia, menjelaskan bahwa angka 17.222 unit tersebut tidak seluruhnya masuk dalam skema insentif kendaraan pribadi. “Itu (angka 17 ribu) kalau dihitung termasuk taksinya semua. Tetapi yang kami laporkan ke Gaikindo itu belum termasuk taksi,” ucap Kariyanto.
Ia merinci, jika hanya menghitung kendaraan pribadi yang masuk dalam skema insentif pemerintah, jumlahnya mencapai 3.200 unit. Oleh karena itu, VinFast Indonesia wajib memproduksi mobil listrik secara lokal sebanyak angka tersebut.
“Itu sudah menjadi komitmen dari semua brand (penerima subsidi). Yang mendapatkan fasilitas CBU tentu harus memproduksi one-to-one,” tutur Kerry, sapaan akrab Kariyanto.
Data Gaikindo menunjukkan bahwa model VinFast VF e34 mendominasi impor CBU dengan 9.187 unit, yang sebagian besar dimanfaatkan sebagai armada taksi Green SM. Untuk kendaraan niaga, skema insentif yang berlaku berbeda dari insentif impor mobil listrik pribadi. Sementara itu, VinFast VF3 menjadi model kedua terbanyak yang diimpor, dengan jumlah 3.377 unit.
Pabrik VinFast di Subang Mulai Beroperasi Awal 2026
Untuk memenuhi kewajiban tersebut, VinFast Indonesia baru saja meresmikan pabrik mandiri di Subang, Jawa Barat. Fasilitas produksi ini dijadwalkan mulai beroperasi pada awal 2026.
VinFast VF3 akan menjadi model pertama yang diproduksi di pabrik Subang. Pemilihan model ini didasari oleh potensi pasar yang besar. “Alasannya tentu karena potensi pasar besar. 70 persen penjualan VinFast dari VF3,” ungkap Kerry.
Setelah VF3, VinFast juga dipastikan akan memproduksi Limo Green, sebuah mobil listrik bergenre MPV. Model ini diharapkan akan menjadi pesaing bagi BYD M6 dan Aletra yang telah lebih dulu hadir di pasar Tanah Air.





