Tren

UNAND Pulihkan Air Bersih di Lebih 10 Titik Bencana Banjir Sumbar dengan Sistem Ultrafiltrasi

KOTA PADANG – Universitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat berhasil memulihkan pasokan air bersih di lebih dari 10 titik lokasi terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor. Pemulihan krusial ini dilakukan melalui penerapan sistem ultrafiltrasi yang terbukti efektif menurunkan tingkat kekeruhan air secara drastis.

Ketua Tim Pengabdian Bencana UNAND, Dendi Adi Saputra, mengungkapkan bahwa hasil pengujian menunjukkan perbaikan signifikan. “Setelah dilakukan penyaringan menggunakan ultrafiltrasi, hasil pengujian menunjukkan nilai kekeruhan (NTU) turun drastis,” kata Dendi di Kota Padang, Selasa (30/12).

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Sebelumnya, tim pengabdian UNAND melakukan survei kondisi air bersih di beberapa titik terdampak bencana. Hasil pengujian awal menunjukkan nilai kekeruhan mencapai 185 NTU, yang jauh di atas standar air bersih dan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan serius bagi masyarakat jika dikonsumsi. Namun, setelah sistem ultrafiltrasi diterapkan, nilai kekeruhan air turun drastis menjadi 0,9 NTU.

Tim Air Bersih UNAND berhasil memasang sistem ultrafiltrasi yang dilengkapi dengan tandon serta bak penampungan air di sejumlah lokasi terdampak. Teknologi ini dipilih karena sesuai dengan kondisi lapangan, mudah dipasang dan dirawat, serta dapat dioperasikan tanpa menggunakan energi listrik. Hal ini memastikan sistem tetap berfungsi optimal meskipun infrastruktur pendukung belum sepenuhnya pulih, terutama di Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, dan Kota Padang.

Dendi menekankan dampak positif kehadiran tim di tengah kesulitan masyarakat. “Kehadiran tim tidak hanya membawa solusi teknis, tetapi juga menghadirkan harapan bagi masyarakat yang selama ini harus berjuang memenuhi kebutuhan air bersih pascabencana banjir bandang,” ujarnya.

Pemulihan air bersih ini merupakan wujud nyata dari program Kampus Berdampak yang didanai langsung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Program ini dilatarbelakangi oleh permasalahan mendesak akan air bersih yang dihadapi masyarakat pascabencana alam.

“Di tengah situasi pascabencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat, kebutuhan air bersih menjadi persoalan paling mendesak sekaligus krusial dan inilah yang dibantu UNAND,” jelas Dendi.

Ia berharap sistem ultrafiltrasi, bak penampungan, dan tandon yang telah dipasang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat terdampak bencana. Dengan demikian, kebutuhan air masyarakat dapat terpenuhi sesuai standar air bersih dan dapat digunakan dalam jangka waktu panjang.

Selain pemasangan filter, UNAND juga memperbaiki jaringan pipa, pompa air, serta tangki penampung yang rusak atau tidak berfungsi akibat bencana. Pemulihan infrastruktur ini dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman dan di Nagari Paningahan, Kabupaten Solok, yang sebelumnya kesulitan air bersih untuk kebutuhan ibadah dan aktivitas harian.

Di kedua lokasi tersebut, UNAND menerapkan pendekatan partisipatif. Proses instalasi dilakukan bersama masyarakat setempat dengan pendampingan langsung dari mahasiswa Teknik Mesin UNAND. Para mahasiswa turut berperan dalam perancangan konstruksi sistem filter air, memastikan sistem dapat dioperasikan dan dirawat secara mandiri oleh warga dalam jangka panjang.

Melalui program tanggap bencana ini, Tim Air Bersih UNAND memasang filter air berkapasitas hingga 20.000 liter per jam di sejumlah lokasi strategis yang menjadi pusat aktivitas masyarakat. “Kita tidak hanya sekadar memasang atau memperbaiki tetapi juga mengedukasi terkait cara perawatan alat filtrasi air agar sistem dapat berfungsi optimal dan dimanfaatkan secara berkelanjutan,” tutup Dendi.

Mureks